Network
DEMAK BICARA — Menuju tanggal tayang yang semakin dekat pada 28 Desember 2023, film '13 Bom di Jakarta' merilis character poster dari tiga karakter, yakni Oscar, William, dan Agnes.
Masing-masing poster menunjukkan latar belakang dari karakter mereka.
Seperti William yang diperankan Ardhito Pramono dengan perangkat komputernya, untuk menunjukkan karakternya sebagai programmer dan ahli IT.
Pada poster Oscar, yang diperankan Chicco Kurniawan, memperlihatkan dirinya sebagai sosok yang berada di balik sebuah perusahaan mata uang digital. Dengan kesan yang merepresentasikan anak muda dan semangat yang dinamis.
Sementara itu, suasana berbeda terlihat di poster Agnes yang diperankan Lutesha. Ia berada di dalam sebuah mobil dengan satu tangannya berada di balik kemudi. Poster ini merepresentasikan adegan berbahaya Lutesha. Ia akan terlibat kejar-kejaran mobil (car chase) hingga drifting di film '13 Bom di Jakarta'.
Bermain dalam film action terbesar Indonesia tahun ini, '13 Bom di Jakarta' membuat seluruh pemain harus bekerja keras sebagai bentuk tanggung jawab perannya.
Baca Juga: Rahasia Practical Effect di Film '13 Bom di Jakarta' Bubuk Mesiu, Squib, Hingga Ribuan Butir Peluru
Kerja keras para pemeran film action terbesar Indonesia tahun ini '13 Bom di Jakarta' bukan saja dilakukan oleh para pemeran yang memiliki porsi besar adegan dengan senjata. Namun, para pemeran yang tidak memegang senjata pun tetap menunjukkan totalitas mereka dalam mendalami peran. Termasuk ketiga aktor tadi, Chicco Kurniawan, Ardhito Pramono, dan Lutesha.
Lutesha, misalnya yang berperan sebagai Agnes, tunangan dari William, salah satu founder dari perusahaan yang bergerak di mata uang digital, harus mempelajari drifting dan berlatih kejar-kejaran mobil.
Ia sendiri baru mahir mengendarai mobil dalam kurun setahun belakang. Baginya, bermain di film '13 Bom di Jakarta' bukanlah proses instan yang hanya membaca naskah lalu melakukan adegan action.
“Karena ini film action jadi pasti skalanya besar. Bukan tipe film instan yang baca skrip beberapa kali, ketemu sekali-dua kali, langsung action, kelar dan terima gaji. Tapi ini film yang semua karakter punya tanggung jawab masing-masing, kayak aku misalnya bawa mobil,” kata Lutesha.
Sementara itu, duo pengusaha muda di bidang mata uang digital yang juga memiliki perusahaan mereka sendiri, Oscar dan William (diperankan Chicco Kurniawan dan Ardhito Pramono), perlu mendalami dunia baru tentang mata uang digital (cryptocurrency). Bahkan Chicco dan Ardhito juga harus mempelajari coding hingga peretasan.
William, yang diperankan Ardhito merupakan programmer. Ardhito bahkan harus mengikuti lokakarya (workshop) peretasan (hacking) yang membuatnya jadi mengetahui cara mengamankan gawainya sendiri. Ia bahkan sempat menjajal trading mata uang digital untuk mendalami perannya.
“Di film ini, kami berdua tiba-tiba diduga terlibat aksi terorisme. Karakter ini sangat amat menarik karena Oscar adalah tipe orang yang cara pikirnya analitis banget dan problem solving banget gitu. Jadi dia orang biasa yang terjebak dalam situasi yang luar biasa,” tambah Chicco Kurniawan mengenai perannya.
“Ini adalah salah satu film yang memang harus kerja dan effort-nya besar sekali,” tutup Lutesha.
Film “13 Bom di Jakarta” akan tayang serentak mulai 28 Desember 2023 di seluruh bioskop Indonesia. Seluruh video behind the scene dan teaser juga dapat ditonton melalui kanal Youtube Visinema Pictures maupun akun Instagram @13bomdijakartafilm.
Sinopsis film 13 Bom di Jakarta
Film ini menggambarkan Jakarta, kota metropolitan yang seketika menjadi kelam karena sekumpulan teroris melancarkan serangannya dengan ancaman 13 bom yang disebar di seantero Jakarta.
Penelusuran Badan Intelijen dan agen rahasia atas teror tersebut mengarah pada Oscar (Chicco Kurniawan) dan William (Ardhito Pramono), dua orang pengusaha muda di bidang mata uang digital yang dianggap terlibat.
Misi tim agen rahasia pun menjadi rumit ketika mereka mencurigai adanya penyusup dalam tim. Di sisi lain, pemimpin kelompok teroris, Arok (Rio Dewanto) tak henti menebar teror dengan meledakkan bom setiap 8 jam.
Satu-satunya cara menghentikan serangan teror tersebut adalah menyerahkan imbalan bernilai fantastis atau keselamatan seluruh warga Jakarta terancam.***
