DEMAK BICARA - Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, meminta PT Liga Indonesia Bersatu (LIB) untuk bertanggung jawab dalam membenahi manajemen pengelolaan pertandingan di kompetisi tertinggi sepakbola nasional.
Pernyataan ini disampaikan setelah insiden kerusuhan suporter yang terjadi pasca pertandingan antara Persib Bandung dan Persija Jakarta di Stadion Si Jalak Harupat, Soreang, Jawa Barat, pada Senin 23 September lalu.
Meskipun pertandingan klasik ini berlangsung dengan aman dan lancar, persaingan yang intens membuat laga tersebut cukup keras. Kedua tim harus bermain dengan 10 pemain setelah Marc Clock dari Persib menerima kartu merah, sementara Firza Andika dari Persija juga harus meninggalkan lapangan setelah mendapatkan dua kartu kuning.
Setelah menyelesaikan 90 menit pertandingan, Persib berhasil meraih kemenangan dengan skor 2-0. Gol-gol yang dicetak oleh Dimas Drajat di babak pertama dan Ryan Kurnia di babak kedua tidak hanya memberikan tiga poin berharga bagi tim, tetapi juga menggambarkan kekuatan dan determinasi mereka untuk tetap bersaing di papan atas klasemen.
Baca Juga:
- Garuda Nusantara Siap Tempur: Indra Sjafri Tetapkan 23 Pemain untuk Kualifikasi Piala Asia U-20 2025
- Optimisme Indra Sjafri Menjelang Laga Perdana U-20 Indonesia di Kualifikasi Piala Asia 2025
Namun, kegembiraan kemenangan ini ternodai oleh kerusuhan yang terjadi di stadion. Erick Thohir menegaskan bahwa situasi ini menunjukkan perlunya perbaikan dalam manajemen pertandingan. Ia meminta LIB untuk segera mengevaluasi dan meningkatkan sistem pengelolaan pertandingan, agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan.
"Di tengah upaya menjaga agar kompetisi berjalan lancar dan damai, saya sungguh menyesalkan mengapa masih terjadi keributan suporter. Memang bukan di tengah laga, yang saya dapati laporan berjalan lancar. Tapi kejadian setelah pertandingan. Ini yang harus menjadi tanggung jawab dan evaluasi total LIB serta mengusut kejadian ini baik supporter, manajemen pertandingan termasuk stewardnya .” ujar Erick Thohir dari Pontianak, Kalimantan Barat, (Senin, 23 September 2024) dikutip dari laman PSSI.
"Saya tunggu laporan dari LIB. Tapi melihat dari tayangan video yang beredar di medsos, tampak bagaimana suporter bisa turun ke lapangan setelah laga, lalu mengintimidasi para petugas di lapangan, ini yang perlu ditelusuri oleh LIB. Mengapa bisa terjadi? Bagaimana manajemen pertandingan saat itu dijalankan LIB? Kita tidak boleh toleransi pada kekerasan, dalam bentuk apapun”, tegas Erick.
Baca Juga:
- Panduan Lengkap Jadwal MotoGP Mandalika 2024: Catat Tanggal dan Jamnya!
- Jadwal MotoGP Mandalika 2024: Kapan Latihan, Kualifikasi, dan Balapan Utama?
Langkah-langkah konkret perlu diambil, seperti peningkatan koordinasi dengan pihak keamanan, penyuluhan kepada suporter tentang pentingnya menjaga ketertiban, serta penegakan disiplin yang lebih ketat terhadap tindakan anarkis.
Dengan upaya bersama, diharapkan sepakbola Indonesia tidak hanya menjadi ajang kompetisi yang menarik, tetapi juga aman bagi semua pihak yang terlibat.***