DEMAK BICARA - Kejuaraan Dunia Junior 2024 atau BWF World Junior Championships 2024 akan segera dimulai di kota Nanchang, China, pekan ini. Event bergengsi ini dimulai dengan nomor beregu, yang dikenal dengan Piala Suhandinata, yang akan berlangsung dari 30 September hingga 5 Oktober. Setelah itu, kompetisi akan dilanjutkan dengan nomor perorangan pada 7 hingga 13 Oktober.
Piala Suhandinata tahun ini mencatatkan sejarah baru dengan diperkenalkannya format skoring yang inovatif. Untuk pertama kalinya, bulu tangkis yang biasanya menggunakan sistem skor 21×3, kini beralih ke sistem relay point dengan total 110 poin.
Perubahan ini diharapkan dapat memberikan dinamika baru dalam pertandingan dan meningkatkan daya tarik bagi penonton.
Dalam format relay point, setiap pertandingan terdiri dari sepuluh partai, yang meliputi dua sektor tunggal putra, dua tunggal putri, dua ganda putra, dua ganda putri, dan dua ganda campuran.
Baca Juga:
- Tim Bulu Tangkis Junior Indonesia Siap Berburu Gelar di Nanchang, Berikut Daftar Pemain Lengkapnya !
- Indra Sjafri Apresiasi Pemain dan Dukungan Seluruh Pihak Setelah Timnas Indonesia U20 Lolos ke Piala Asia 2025
Partai pertama akan dimainkan dengan mencari 11 poin tanpa setting, sementara untuk partai-partai berikutnya, poin akan dihitung secara kumulatif.
Sistem ini diharapkan dapat menciptakan ketegangan dan strategi yang lebih mendalam selama pertandingan, serta mendorong atlet untuk tampil lebih agresif dan efisien dalam meraih poin.
Dengan format baru ini, setiap tim akan dituntut untuk menampilkan performa terbaik mereka, serta kemampuan beradaptasi dengan strategi yang diperlukan.
Berikut penjelasan aturan main dalam Relay Point Piala Suhandinata 2024:
1. Satu pertandingan terdiri dari 10 partai (2x tunggal putra, 2x tunggal putri, 2x ganda putra, 2x ganda putri dan 2x ganda campuran).
2. Satu partai memperebutkan poin 11 dan berlaku kelipatan. Contoh Partai 1 berakhir di poin 11-9, partai 2 dimulai dari poin 11-9 sampai 22 dst.
3. Interval setelah poin nomor 6 (6, 17, 28 dst).
4. Lawan yang tidak mendapatkan poin 5 di setiap partai maka partai berikutnya otomatis memulai poin dari 5 atau kelipatannya. Contoh partai pertama skor berakhir dengan 11-0, di partai dua akan dimulai dengan poin 11-5. Di partai kedua berakhir dengan 22-7, di partai ketiga dimulai dengan poin 22-10. Dst.
5. Tim pemenang adalah tim yang mencapai poin 110 pada partai ke-10. Misalnya tim A menang di 9 partai awal, tapi tim B berhasil mendapatkan 110 terlebih dahulu, tim B menjadi pemenang.
6. Tidak ada poin setting.
7. Satu pemain bisa bermain rangkap maksimal empat pertandingan.
8. Pemain yang bermain rangkap berurutan tidak diberikan waktu tambahan istirahat.
9. Order of play akan ditentukan manajer tim saat coin toss yang dilakukan referee. Manajer tim pemenang coin toss menentukan siapa yang bermain di partai pertama dan ketiga, tim manajer lawan menentukan partai kedua dan keempat. Sektor yang tidak dipilih bermain di partai kelima.
10. Partai keenam sampai kesepuluh mengulang order of play partai pertama sampai kelima.
Contoh:
1-5. MS-WD-XD-WS-MD
6-10. MS-WD-XD-WS-MD
Baca Juga: Timnas Indonesia U-20 Melaju ke Piala Asia U20 2025 Setelah Imbang Dramatis Melawan Yaman
Baca Juga: Jorge Martin Amankan Pole Position MotoGP Mandalika 2024, Marc Marquez Alami Dua Kecelakaan
Piala Suhandinata kali ini diharapkan bukan hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga menjadi momen yang menarik untuk menyaksikan evolusi permainan bulu tangkis di level junior.
Semangat juang yang tinggi diharapkan akan menggerakkan seluruh anggota tim, untuk meraih prestasi gemilang di ajang yang sangat bergengsi ini.
“Perubahan skor ini menarik, pengalaman baru untuk anak-anak. Apalagi di junior dengan sesuatu yang baru mereka akan lebih excited. Kami sudah lakukan simulasi kemarin sebagai bentuk adaptasi dan pengalaman bertanding mereka,” ucap Nunung Subandoro, pelatih tunggal putra pratama dikutip dari laman PBSI.
“Untuk persiapan sudah bagus, kami menggelar pemusatan latihan sejak selesai Kejuaraan Asia Junior lalu. Tim ini juga beberapa mendapatkan pertandingan di level senior sebagai bekal penting. International Series, International Challenge hingga Super 100. Bahkan andalan tunggal putra Moh Zaki Ubaidillah bisa menjadi juara di Pekanbaru. Semoga dengan pengalaman ini nanti menjadi peluru tim Indonesia di sana,” jelas Nunung.
Tim Indonesia, yang dikenal dengan tradisi bulu tangkis yang kuat, akan berusaha semaksimal mungkin untuk meraih hasil terbaik dan melanjutkan warisan prestasi di pentas dunia.***