Usai Dilantik, Santri Gayeng Nusantara Diminta Gus Yasin Berkontribusi Dalam Penanggulangan Bencana

- 25 Oktober 2021, 07:30 WIB
Gus Yasin saat menghadiri Pelantikan Pengurus Santri Gayeng Nusantara Kabupaten Tegal, Kota Tegal dan Kabupaten Brebes di Pendopo Kabupaten Tegal, Minggu, 24 Oktober 2021.
Gus Yasin saat menghadiri Pelantikan Pengurus Santri Gayeng Nusantara Kabupaten Tegal, Kota Tegal dan Kabupaten Brebes di Pendopo Kabupaten Tegal, Minggu, 24 Oktober 2021. /Humas Pemprov Jawa Tengah/

DEMAK BICARA - Pelantikan Pengurus Santri Gayeng Nusantara Kabupaten Tegal, Kota Tegal dan Kabupaten Brebes di Pendopo Kabupaten Tegal, berlangsung pada Minggu, 24 Oktober 2021.

Usai dilantik, pengurus Santri Gayeng Nusantara tersebut diminta Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen (Gus Yasin) untuk berkontribusi dalam penanggulangan bencana.

Gus Yasin mengatakan Santri Gayeng Nusantara harus berkontribusi dalam penanggulangan bencana karena menjelang musim penghujan pada akhir tahun 2021 .

Baca Juga: Ketua DPRD Demak Serahkan Bantuan Subsidi Pembangunan Rumah Rp40 Juta Untuk Guru Swasta

Gus Yasin, juga meminta kepada Santri Gayeng Nusantara agar bisa berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di tingkat provinsi maupun kabupaten/ kota.

"Mereka harus siap, berkoordinasi dengan BPBD, baik BPBD kabupaten/kota, maupun provinsi untuk menanggulangi dan menginformasikan bencana-bencana tersebut, juga gerakan sosialnya," terangnya.

Terlebih, saat ini, intensitas hujan sudah mulai tinggi dan BMKG sudah menginformasikan adanya ancaman La Nina.

Baca Juga: Pepelingasih Indonesia ke Demak, Ajak Masyarakat Tanam Bibit Pohon. Ardi: Pemantik Awal Peduli Lingkungan!

"Ketika nanti di Bulan November, ketika intensitas turun hujan banyak, itu tidak menutup kemungkinan ada longsor. Hal itu, perlu diantisipasi oleh semua elemen masyarakat maupun santri," tuturnya.

Panglima Santri Gayeng Nusantara itu, juga mengapresiasi Pemerintah Kabupaten Tegal dalam menggerakkan pondok pesantren untuk menginovasi pembuatan biopori atau lubang resapan.

Hal itu, mengingatkan kepada ayahnya, KH Maimoen Zubair yang pada tahun 1999, KH Maimoen Zubair banyak membuat lubang resapan di sekitar pondok pesantren di Kecamatan Sarang, Kabupaten Rembang.

Baca Juga: Trending!! Penampilan Kece Jungkook BTS hingga Bomber Jaket Dipakainya Sold Out

"Saya senang dengan Ibu Bupati Tegal yang menginisiasi Kabupaten Tegal untuk terhindar dari (penumpukan) sampah. Beliau juga mendorong para santri untuk memilah sampahnya, yang organik dan anorganik. Juga membuat resapan-resapan (biopori)," bebernya.

Tidak hanya itu, bahkan Pemkab Tegal juga membantu warga pondok pesantren untuk memproduksi kompos. ***

Editor: Rizky Iqromullah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah