ANEH! Penjajah Israel Tidak Tahu Kenapa Ribuan Anak-Anak Gaza Tewas

- 20 November 2023, 20:06 WIB
Wael Al-Dahdouh, jurnalis Al-Jazeera dari Gaza menggendong anaknya yang menjadi korban serangan Israel.
Wael Al-Dahdouh, jurnalis Al-Jazeera dari Gaza menggendong anaknya yang menjadi korban serangan Israel. /X.com/@PalestineChron

DEMAK BICARA - Penasihat perdana menteri Israel, Mark Regev berujar banyaknya anak-anak di Jalur Gaza yang tewas kemungkinan karena faktor lain dan bukan karena serangan yang dilancarkan oleh penjajah Israel.

Hal tersebut ia utarakan dalam sebuah wawancara di saluran televisi Amerika Serikat, MSNBC, pada Kamis, 16 November 2023, yang menyebutkan sudah belasan ribu orang tewas akibat konflik antara penjajah Israel dan Palestina di Gaza, termasuk di antaranya 4.000 anak-anak.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), kalangan pembela hak asasi manusia, dan beberapa lembaga intelijen Amerika pada Jumat, 17 November 2023 mengaku memercayai data korban tewas di Gaza imbas pertempuran penjajah Israel dan Palestina tersebut.

Baca Juga: Tank Penjajah Israel Mengepung Rumah Sakit Indonesia di Gaza

Meski begitu, Regev justru meragukan data itu. Menurutnya, jumlah korban tersebut berasal dari pihak Hamas.

"Saya tidak yakin jumlah itu benar," ucap Regev.

Namun, Medhi Hasan, pemandu acara dalam wawancara MSNBC tersebut mengingatkan soal jumlah korban jiwa yang dicatat oleh Kementerian Kesehatan Gaza selama dua konflik besar yang terjadi di Gaza pada 2009 dan 2014.

Disebutkan Hasan, jumlah korban jiwa pada konflik besar tersebut sama dengan catatan yang saat itu dimiliki oleh penjajah militer Israel.

Regev beralasan bahwa data jumlah korban itu dipublikasikan oleh Hamas dan kebenarannya tidak dapat dipastikan.

"Hamas.... mengendalikan Jalur Gaza, dan akibatnya, mereka mengontrol semua gambar yang keluar dari Gaza," tutur Regev.

"Anda tidak tahu berapa banyak dari mereka yang merupakan teroris Hamas, petempur, dan berapa banyak yang warga sipil," kata Regev.

"Hamas menginginkan orang percaya bahwa mereka semua itu adalah warga sipil, anak-anak," lanjutnya.

Regev kemudian memberikan pertanyaan balik kepada Hasan yang langsung di respon dengan pertanyaan lainnya oleh pemandu wawancara tersebut.

"Anda memangnya pernah liat foto satu saja teroris Hamas mati dalam pertempuran di Gaza?" tanya Regev.

"Tapi saya lihat dengan mata sendiri banyak anak yang dikeluarkan dari reruntuhan. Mereka juga adalah orang-orang yang terbunuh oleh pemerintah Anda (Israel). Anda mau menyangkal itu?" jawab Hasan balik bertanya kepada Regev.

Mendapat pertanyaan balik, Regev berkilah dan kembali mempertanyakan sebab anak-anak Gaza yang tewas.

"Tidak. Pertama-tama, kita tidak tahu bagaimana orang-orang itu, anak-anak itu meninggal," ucap Regev.

Sementara itu, Regev mengaku pemerintah Israel membuat kesalahan soal data jumlah korban pascaserangan 7 Oktober 2023 lalu.

Ia mengatakan jumlah korban dari pihak penjajah Israel dikoreksi menjadi 1.200 korban tewas setelah sebelumnya dicatat sebanyak 1.400 jiwa.

"Jumlah yang kami catat sebelumnya adalah 1.400 korban. Sekarang sudah kami koreksi menjadi 1.200 karena kami mengerti bahwa kami sebelumnya terlalu tinggi menaksir jumlah itu. Kami salah," ucap Regev.

Ia menyebutkan bahwa beberapa jenazah yang tercatat ternyata bukan warga dari penjajah Israel.

"Ada jenazah-jenazah yang dalam keadaan terbakar parah, yang kami kira warga kami," lanjutnya.

Ternyata, menurut Regev, jenazah-jenazah yang awalnya ia kira sebagai warga penjajah Israel itu adalah jasad para pejuang Hamas yang dia sebut sebagai "teroris".***

Editor: Ryadh Fadhillah Junianto

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah