Gorontalo Dilanda 429 Kasus Rabies, Waspadai Bahaya dan Kenali Sejarah Penyakit Rabies Pada Manusia

4 Oktober 2022, 18:20 WIB
Gorontalo Dilanda 429 Kasus Rabies, Waspadai Bahaya dan Kenali Sejarah Penyakit Rabies Pada Manusia /PIXABAY

DEMAK BICARA – Berikut bahaya dan sejarah penyakit rabies.

Yana Yanti Suleman Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo mengatakan gigitan hewan penular rabies (HPR) menimbulkan 429 kasus pasien rabies sepanjang Januari sampai Juli 2022 di daerah tersebut.

Hal ini menimbulkan kewaspadaa terhadap penyakit rabies yang diderita manusia akibat gigitan hewan bervirus itu.

Baca Juga: Faedah dan Keutamaan Surat Al-Mulk, Mendapat Syafaat di Hari Kiamat, Simak Selengkapnya

Sebenarnya, apa bahaya penyakit rabies bagi manusia?

Bagaimana sejarah awal penyakit rabies bisa menjangkit manusia?

Simak penjelasan bahaya dan sejarah penyakit rabies berikut ini.

Sejarah Penyakit Rabies

Penyakit rabies masuk pertama kali ke Indonesia pada tahun 1884 saat ditemukan oleh Schrool seorang Belanda pada kuda.

Kemudian, di tahun 1889, Esser W. J. dan Penning menemukan penyakit rabies pada anjing.

Barulah pada 1894, muncul kasus pertama manusia terkena virus yang ditemukan oleh EV De Haan.

Penyebab Penyakit Rabies

Rabies disebabkan virus Lyssavirus dari golongan Rhabdoviridae yang masuk ke jaringan terbuka pada tubuh manusia.

Rabies ditularkan kepada manusia melalui gigitan, cakaran, atau air liur dari hewan yang mengandung virus.

Hewan yang dapat membawa virus rabies, yaitu anjing, kucing, monyet, kelelawar, musang, sapi, kambing, kuda, kelinci, berang-berang, rubah, rakun, dan sigung.

Baca Juga: Waspada! BMKG Rilis Peringatan Wilayah Indonesia yang Berpotensi Dilanda Banjir dan Hujan Lebat

Hewan yang terinfeksi virus rabies memiliki gejala, antara lain agresif atau melemah, mulut berbusa dengan air liur berlebihan, sensitif pada cahaya dan suara, demam, tidak nafsu makan, bahkan kejang dan lumpuh.

Bahaya Penyakit Rabies

Manusia yang terkena rabies akan memperlihatkan gejala awal mirip flu dalam waktu 30-90 hari sejak digigit.

Gejalanya berupa demam, nyeri, sakit kepala, lemas, malas makan, diare, mual dan muntah, serta sulit tidur.

Semakin lama, penderita rabies akan memperlihatkan gejala lanjutan berupa sikap agresif, produksi air liur bertambah, takut cahaya dan air, ereksi tanpa rangsangan seksual, kram otot, sesak napas, halusinasi, serta kelumpuhan.

Virus rabies yang masuk ke tubuh manusia akan menuju otak melalui sel saraf, kemudian menyebabkan peradangan berat pada otak dan saraf tulang belakang.

Pengobatan rabies harus segera dilakukan berupa membersihkan luka serta memberikan serum dan vaksin rabies.

Untuk mencegah terkena rabies, pastikan hewan peliharaan dibeeri vaksin dan menghindari kontak dengan hewan liar.

Penyakit rabies pada manusia yang disebabkan gigitan hewan yang terinfeksi virus rabies termasuk penyakit berbahaya dan harus segera diobati. ***

Editor: Kusuma Nur

Tags

Terkini

Terpopuler