Mengenal Olahraga Goalball, Cabor Khusus Tunanetra di ASEAN Para Games 2020

DEMAK BICARA – Goalball menjadi satu dari 14 cabang olahraga yang diperlombakan pada ajang ASEAN Para Games 2020 di Solo.

Seperti Boccia, Goalball juga merupakan cabor khusus bagi penyandang disabilitas, di ASEAN Para Games.

Goalball, berbeda dari cabor ASEAN Para Games 2020 lainnya yang memiliki versi non-disabilitas.

Goalball khusus dimainkan oleh atlet tunanetra, sedangkan boccia dipertandingkan oleh atlet dengan celebral palsy dan gangguan neurologis lainnya.

Berikut penjelasan olahraga goalball yang dimainkan di kompetisi ASEAN Para Games 2020.

Pengertian Goalball

Menurut Asosiasi Atlet Tunanetra AS, Goalball berasal dari 1946 saat Hanz Lorrenzen dari Austria dan Sett Reindle dari Jerman.

Lalu mengembangkan permainan ini sebagai cara membuat veteran Perang Dunia II yang tunanetra tetap aktif secara fisik.

Goalball kemudian resmi masuk ke perlombaan Paralimpiade di Toronto 1976 dan kini menjadi olahraga utama untuk atlet tunanetra dan dimainkan secara kompetitif di 112 negara.

Cara Main

Goalball dimainkan selama dua kali 12 menit oleh dua tim berisi masing-masing tiga pemain dan maksimal tiga pengganti yang berhadapan di lapangan seluas 13x9 meter.

Ide utama goalball adalah untuk mencetak gol dengan melempar bola sebesar bola basket di sepanjang lantai melewati tim lawan.

Setiap pemain memakai pelindung mata untuk memastikan permainan seimbang antara atlet dengan kebutaan total dengan mereka yang memiliki disabilitas pengelihatan kurang parah.

Oleh karena itu, para pemain harus bergantung sepenuhnya pada indra mereka yang lain.

Bola yang digunakan seukuran bola basket berisi lonceng internal sehingga pemain dapat melacak pergerakan bola dengan suara lonceng.

Selain itu, lapangan goalball ditandai dengan garis yang ditinggikan sehingga pemain dapat merasakan di mana ia berada.

Untuk memastikan pemain mendengar lonceng dan memahami intensitas atmosfer pertandingan dengan baik, penonton harus benar-benar diam selama bermain.

Baca Juga: Daftar Venue Semua Cabor ASEAN Para Games 2020 di Solo, dan Cara Akses Kendaraan ke Sana!

Goalball memiliki tiga kelas kompetisi, yaitu

·         B1
Atlet kelas B1 tidak memiliki persepsi cahaya di kedua matanya atau tunanetra total ataupun ada persepsi cahaya tapi tidak mampu mengenali bentuk tangan pada jarak dan arah mana pun.

Ketajaman visual lebih buruk dari LogMAR 2.60 dengan penglihatan terkoreksi terbaik.

·         B2

Atlet di kelas ini mampu mengenali objek hingga jarak 2 meter.

Ketajaman visual berkisar dari LogMAR 1,5 hingga 2,60 (di bawah 2/60) dengan koreksi penglihatan terbaik dan/atau bidang visual berdiameter kurang dari sepuluh (10) derajat

·         B3

Dapat mengenali kontur antara 2 dan 6 meter.
Ketajaman visual berkisar dari LogMAR 1,40 – 1,0 (2/60 – 6/60) dengan koreksi penglihatan terbaik dan/atau bidang visual lebih dari sepuluh derajat dan diameter kurang dari empat puluh derajat.

Baca Juga: Apa Filosofi Rajamala Maskot ASEAN Para Games 2022 di Solo? Pahlawan Super Ala Jawa untuk Asia Tenggara

Sanksi Goalball

Sanksi diberikan pada atlet yang melanggar aturan permainan, sebagai berikut:

- Bola gawang harus menyentuh lantai setidaknya sekali sebelum melewati garis highball yang ada tiga meter di depan zona pemain atau diberikan penalti.

- Memegang bola terlalu lama akan diberi hukuman penalti.

- Pemain yang menyentuh pelindung mata Anda tanpa izin dari wasit juga mendapat penalti.

Baca Juga: Apa itu Boccia? Cabang Olahraga Kuno Diduga Sebelum Masehi yang Dimainkan pada ASEAN Para Games 2020 Solo  

Ketika penalti terjadi, pemain yang melakukan pelanggaran harus menjaga seluruh lapangan sendirian dari serangan lawan.***