Hal tersebut senada dengan yang disampaikan oleh Ketua Dewan Pengurus Daerah Ittihad Mudarrisi Al-Lughah Al-Arabiyah (IMLA) Indonesia Jawa Tengah, Suja’i.
Pihaknya mengatakan bahwa bahasa Arab sebaiknya tidak hanya dijadikan sebagai bahasa Al-Qur’an dan hadist. Tetapi dijadikan bahasa yang memenuhi kepentingan manusia.
“Jadi kami harapkan pada teman-teman, bagaimana bisa menjadikan bahasa Arab jadi kekayaan kita. Jadi bahasa Arab bukan semata sebagai bahasa untuk Qur’an, bahasa untuk hadist, tapi kita jadikan bahasa untuk kepentingan kita,” imbau Suja’i.
Lebih lanjut Suja'i menjelaskan, kepentingan yang dimaksud salah satunya pemanfaatan bahasa Arab untuk mendukung sektor ekonomi, seperti wisata halal.***