Dikaitkan dengan Banjir Demak dan Heboh akan Muncul Kembali, Apa yang Menyebabkan Selat Muria Hilang?

- 22 Maret 2024, 20:37 WIB
Selat Muria yang kini tengah ramai dikaitkan dengan banjir Demak.
Selat Muria yang kini tengah ramai dikaitkan dengan banjir Demak. /YouTube/Keluarga Arif Com ID/

DEMAK BICARA - Musibah banjir besar yang melanda Demak hingga Kudus di waktu belakangan ini menimbulkan berbagai isu lingkungan, termasuk di antaranya dikaitkan dengan Selat Muria yang hilang.

Banjir Demak yang dianggap menjadi munculnya kembali Selat Muria yang hilang sejak lama kini masih cukup ramai dibicarakan masyarakat, meski telah dikonfirmasi hal tersebut tak ada kaitannya sama sekali.

Lalu apa sebenarnya yang menyebabkan Selat Muria hilang hingga isu kemunculannya kembali dikaitkan dengan banjir Demak?

Baca Juga: Kehebohan Selat Muria akan Muncul Kembali karena Banjir Demak, Apa Kata BRIN?

Peran hingga hilangnya Selat Muria

Selat Muria, sebuah perairan yang menghubungkan Pulau Jawa dengan Pulau Madura, memiliki peran penting dalam sejarah dan geografi wilayah pesisir utara Pulau Jawa.

Studi antropologi dan sejarah telah mengungkap bahwa Selat Muria sebelumnya memisahkan Gunung Muria sebagai sebuah pulau terpisah dari Pulau Jawa, sebelum kedua pulau tersebut bergabung pada periode sebelum abad ke-17.

Kota-kota tua seperti Demak, Jepara, Kudus, Pati, Juwana, dan Rembang, yang terletak di sepanjang wilayah pesisir utara Selat Muria, menjadi pelabuhan-pelabuhan utama yang penting pada masa lalu.

Jalur pelayaran Selat Muria memainkan peran vital dalam ekonomi, politik, dan wilayah pada masa Kesultanan Demak, terutama selama era Pangeran Trenggana (1504-1546).

Namun, peran Selat Muria dalam dinamika wilayah ini mengalami perubahan seiring waktu. Studi oleh De Graaf dan Pigeaud menunjukkan bahwa Selat Muria mengalami pendangkalan setelah abad ke-17, mengakibatkan kapal-kapal tidak dapat lagi berlayar di jalur tersebut kecuali pada musim hujan.

Pengendapan material sedimen dari Gunung Muria dan Pegunungan Kendeng, serta perubahan aliran sungai seperti Sungai Tuntang, menyebabkan perubahan lanskap di wilayah pesisir utara Pulau Jawa.

Halaman:

Editor: Ryadh Fadhillah Junianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x