Benarkah Hilangnya Selat Muria Jadi Faktor Runtuhnya Kerajaan Demak?

- 28 Maret 2024, 15:30 WIB
Selat Muria menjadi kawasan perairan yang sangat penting di masa Kerajaan Demak sebagai faktor kemajuan ekonomi kerajaan.
Selat Muria menjadi kawasan perairan yang sangat penting di masa Kerajaan Demak sebagai faktor kemajuan ekonomi kerajaan. /Instagram/@Stuffmap.garage/

DEMAK BICARA - Kerajaan Demak merupakan kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa yang berdiri pada abad ke-15. Letaknya yang dekat dengan Selat Muria juga menjadi faktor kemajuan ekonomi kerajaan ini.

Kerajaan Demak berada di puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Trenggono. Namun setelahnya, kerajaan ini mengalami kemunduran. Salah satu faktor yang sering disebut sebagai sebab kemunduran Kerajaan Demak adalah hilangnya Selat Muria.

Hilangnya Selat Muria memiliki dampak yang besar bagi Kerajaan Demak. Kawasan perairan yang menjadi jalur perdagangan utama Kerajaan Demak itu pun terputus.

Baca Juga: Mengungkap Sejarah dan Mitos di Balik Selat Muria

Setelah Selat Muria berangsur hilang karena pendangkalan, perekonomian Kerajaan Demak mengalami kemunduran. Selain itu, Demak juga kehilangan akses ke laut, sehingga kekuatan maritimnya berkurang.

Lantas, apakah hilangnya Selat Muria menjadi faktor satu-satunya yang menjadi penyebab runtuhnya Kerajaan Demak?

Dan bagaimana sebetulnya Selat Muria kemudian menjadi hilang hingga saat ini?

Peran vital dan hilangnya Selat Muria

Selat Muria adalah sebuah perairan yang menghubungkan Pulau Jawa dengan Pulau Madura, memiliki peran penting dalam sejarah dan geografi wilayah pesisir utara Pulau Jawa.

Studi antropologi dan sejarah telah mengungkap bahwa Selat Muria sebelumnya memisahkan Gunung Muria sebagai sebuah pulau terpisah dari Pulau Jawa, sebelum kedua pulau tersebut bergabung pada periode sebelum abad ke-17.

Kota-kota tua seperti Demak, Jepara, Kudus, Pati, Juwana, dan Rembang, yang terletak di sepanjang wilayah pesisir utara Selat Muria, menjadi pelabuhan-pelabuhan utama yang penting pada masa lalu.

Jalur pelayaran Selat Muria memainkan peran vital dalam ekonomi, politik, dan wilayah pada masa Kerajaan Demak, terutama selama era Sultan Trenggono (1504-1546).

Namun, peran Selat Muria dalam dinamika wilayah ini mengalami perubahan seiring waktu.

Studi oleh De Graaf dan Pigeaud menunjukkan bahwa Selat Muria mengalami pendangkalan setelah abad ke-17, mengakibatkan kapal-kapal tidak dapat lagi berlayar di jalur tersebut kecuali pada musim hujan.

Pengendapan material sedimen dari Gunung Muria dan Pegunungan Kendeng, serta perubahan aliran sungai seperti Sungai Tuntang, menyebabkan perubahan lanskap di wilayah pesisir utara Pulau Jawa.

Delta-delta sungai seperti Delta Tuntang, Delta Welahan, dan Delta Kudus berkembang dengan cepat, menyebabkan hilangnya Selat Muria dan mengubah pola aliran sungai serta sistem drainase di Kabupaten Demak.

Hilangnya Selat Muria berdampak pada kemunduran Kerajaan Demak yang berbasis pada perdagangan maritim.

Pelabuhan Demak menjadi sepi dari kapal dagang akibat hilangnya jalur strategis ini, mengubah dinamika ekonomi dan sejarah wilayah tersebut.

Selain hilangnya Selat Muria, ada beberapa faktor lain yang juga menyebabkan kemunduran Kerajaan Demak, antara lain:

Perpecahan internal

Perebutan kekuasaan di antara para bangsawan Demak menyebabkan perpecahan internal hingga membuat Kerajaan Demak mengalami keruntuhan.

Pemberontakan

Terjadi beberapa pemberontakan di daerah-daerah kekuasaan Kerajaan Demak.

Serangan dari kerajaan lain

Kerajaan Demak juga mengalami penyerangan oleh kerajaan-kerajaan lain, seperti Pajang dan Mataram.***

Editor: Ryadh Fadhillah Junianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x