Panglima Santri Gayeng Nusantara itu, juga mengapresiasi Pemerintah Kabupaten Tegal dalam menggerakkan pondok pesantren untuk menginovasi pembuatan biopori atau lubang resapan.
Hal itu, mengingatkan kepada ayahnya, KH Maimoen Zubair yang pada tahun 1999, KH Maimoen Zubair banyak membuat lubang resapan di sekitar pondok pesantren di Kecamatan Sarang, Kabupaten Rembang.
Baca Juga: Trending!! Penampilan Kece Jungkook BTS hingga Bomber Jaket Dipakainya Sold Out
"Saya senang dengan Ibu Bupati Tegal yang menginisiasi Kabupaten Tegal untuk terhindar dari (penumpukan) sampah. Beliau juga mendorong para santri untuk memilah sampahnya, yang organik dan anorganik. Juga membuat resapan-resapan (biopori)," bebernya.
Tidak hanya itu, bahkan Pemkab Tegal juga membantu warga pondok pesantren untuk memproduksi kompos. ***