Film Invisible Hope, Kisah Kehidupan Perempuan Hamil dan Anak di Dalam Penjara

5 April 2021, 13:34 WIB
Film Invisible Hope /Screenshot you tube/@Lam Horas Production

DEMAK BICARA - Film Invisible Hope dirilis di studio 1XXI Plaza Senayan pada Jumat, 19 Februari 2021 lalu. Film yang bercerita tentang kisah kehidupan seorang perempuan hamil dan anak di dalam penjara ini dibuat oleh Lam Horal Film.

Menanggapi hal itu, Asisten Deputi Peningkatan Partisipasi Organisasi Keagamaan dan Kemasyarakatan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) Nyimas Aliah mengapresiasi ditayangkannya film Invisible Hopes tersebut.

Film itu bercerita tentang potret kehidupan perempuan hamil dan anak yang dilahirkan di dalam penjara.

Baca Juga: Meski Sudah Memaafkan Angel Lelga, Vicky Prasetyo Ingin Proses Hukum Tetap Lanjut

Menurut Nyimas, film Invisible Hopes merupakan karya seni yang dapat meningkatkan kepedulian masyarakat dan dapat menjadi bahan diskusi bagi para pemangku kepentingan untuk bersinergi memenuhi hak serta melindungi perempuan dan anak di lembaga pemasyarakatan.

"Kami menyampaikan apresiasi luar biasa kepada Lam Horas Film atas keberhasilan proses produksi film Invisible Hopes. Film ini mengangkat persoalan perempuan hamil dan anak di penjara, kondisi ini masuk ke dalam situasi darurat yang menjadi salah satu isu penanganan Kemen PPPA.

Melalui film ini, saya merasakan begitu besarnya cinta sutradara Ibu Lamtiar kepada perempuan dan anak," kata Nyimas melalui siaran pers di Jakarta, Senin, 5 April 2021.

Baca Juga: Zodiak 5 April 2021 untuk Gemini, Aries dan Taurus: Komitmen Cintamu Akan Diuji

Nyimas menambahkan film ini menggambarkan dengan jelas bahwa pemberdayaan perempuan di lembaga permasyarakatan masih sangat minim. Begitu juga dengan pemenuhan hak anak yang masih terabaikan di lapas.

Padahal dalam situasi darurat, perempuan dan anak sangat rentan mengalami kekerasan, ketidakadilan, hingga eksploitasi.

"Saya juga menyampaikan terima kasih kepada Lam Horas Film dan seluruh pihak yang mendukung film ini. Kemen PPPA tidak bisa bekerja sendiri, di sinilah pentingnya keterlibatan seluruh pihak, mulai dari ormas, organisasi keagamaan, maupun dunia perfilman terhadap isu perempuan dan anak, apalagi dengan meningkatnya kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Indonesia," kujar Nyimas.

Kemen PPPA telah berupaya melindungi perempuan dan anak, mulai dari mengeluarkan kebijakan terkait pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.

Baca Juga: Ini 7 Harga Sepatu Pemain Ikatan Cinta: Punya Arya Saloka Malah Murah Banget

Nyimas menambahkan untuk menindaklanjuti Perpres Nomor 8 Tahun 2014, saat ini Kemen PPPA juga sedang menyusun Rencana Aksi Nasional Perlindungan dan Pemberdayaan Perempuan dan Anak dalam Konflik Sosial (RAN P3AKS) yang ditargetkan selesai tahun ini.

Film Invisible Hopes, menurut dia, akan menjadi masukan penting dalam mengakomodasi penyusunan RAN P3AKS.

Menurut Nyimas, upaya ini penting untuk mengadvokasi para pembuat kebijakan bahwa ada kebutuhan berbeda, seperti yang terlihat di dalam film Invisible Hopes dan kebutuhan tersebut merupakan hak perempuan dan anak yang harus dipenuhi.

Editor: Muslimin

Tags

Terkini

Terpopuler