Bagaimana Cara Ulama Islam Menuliskan dan Mengumpulkan Hadis Rasulullah SAW?

10 Januari 2023, 14:11 WIB
Khutbah Jumat Bahasa Jawa, Tema: Nabi Muhammad Sebagai Anugerah bagi Umat Manusia /pixabay/

DEMAK BICARA – Bagaimana cara menuliskan sabda Rasulullah SAW?

Hadis merupakan sabda, perbuatan, dan ketetapan dari Nabi Muhammad SAW yang beliau riwayatkan atau ceritakan kepada para sahabat.

Hadis adalah sumber ajaran Islam yang kedua setelah Al Quran.

Sama seperti Al Quran, hadis juga ada untuk menjelaskan dan menetapkan hukum Islam.

Hadis memuat pemahaman lebih mendalam tentang ajaran dan praktik Rasulullah SAW, serta sebagai panduan umat Islam atas berbagai masalah, termasuk iman, etika, dan kehidupan sehari-hari.

Baca Juga: Kitab Allah Ada Berapa? Inilah Dalil dan Penjelasan Tentang Kitab Kitab Allah dan Rasul Penerimanya

Awalnya, Nabi Muhammad SAW menyampaikan sabda kepada para sahabat terdekatnya.

Lalu, para sahabat ini yang menyebarluaskan sabda Rasulullah SAW kepada umat Islam.

Saat para sahabat wafat, para ulama dan cendekiawan Muslim kemudian mengumpulkan hadis dari sabda, perbuatan, dan ketetapan Rasulullah SAW.

Sistem Isnad

Dari sinilah sistem isnad terbentuk.

Sistem isnad atau rantai transmisi merupakan metode untuk melestarikan dan mentransmisikan hadis Rasulullah SAW.

Baca Juga: Ayat Al Qur'an dan Hadis Tentang Syirik, Berikut Contoh Syirik dan Dampak Akibat Kesyirikan di Akhirat

Sistem ini dikembangkan untuk memastikan akurasi dan keaslian hadis, serta melacak sumbernya.

Hadis disebarkan secara lisan berisiko salah dan tidak sesuai.

Dengan sistem isnad, setiap hadis akan terverifikasi beserta nama-nama orang yang mewarisinya.

Para ulama dapat memeriksa latar belakang dan reputasi para perawi atau pewaris hadis.

Ini untuk menyimpulkan apakah sumber hadis dapat dipercaya atau tidak.

Hadis juga harus ditransmisikan secara akurat dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Dari proses ini, ilmu Islam semakin berkembang.

Para ulama dapat mengidentifikasi sumber, asal usul, serta memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang sejarah dan perkembangan hadis.

Baca Juga: Bagaimana Hukum Merayakan Tahun Baru 2023 dalam Islam? Ini Penjelasan Ustaz Adi Hidayat dan Nasehat Para Ulama

Saat sistem isnad mengidentifikasi banyak variasi dan perbedaan dari hadis, para cendekiawan Muslim mengembangkan sistem penilaian hadis berdasarkan tingkat keasliannya.

Tingkat Keaslian Hadis

  1. Sahih: hadis yang paling dapat dipercaya dan ditransmisikan oleh berbagai sumber yang dapat dipercaya.
  2. Hasan: hadis yang dapat diandalkan, tetapi tidak pada tingkat tertinggi.
  3. Daif: hadis kurang terpercaya karena rantai transmisi lemah dan ditransmisikan dari sumber yang lemah atu pembohong sehingga tidak dapat diterima.

 

Sistem isnad adalah metode penting yang digunakan oleh para ulama dan cendekiawan Muslim untuk melestarikan dan mewariskan hadis.

Sistem ini memungkinkan para ulama memverifikasi keaslian hadis dengan memeriksa latar belakang para perawi.

Sistem isnad juga berperan dalam pengembangan ilmu dari agama Islam.***

Editor: Erwina Rachmi Puspapertiwi

Sumber: Why Islam

Tags

Terkini

Terpopuler