Bolehkah Mengabung Dua Puasa dalam Satu Niat?

11 Januari 2023, 15:50 WIB
Ilustrasi puasa /Ilustrasi dari Pexels/

DEMAK BICARA - Bolehkah menjalankan dua puasa dalam satu niat?

Umat Islam pasti mengenal puasa wajib, seperti saat bulan Ramadan, dan puasa sunah, contohnya puasa senin kami dan Syawal.

Selain itu, ada juga puasa qada yang dilakukan untuk mengganti puasa Ramadan.

Beda dari puasa Syawal yang dilakukan saat Syawal atau di bulan yang sama dengan lebaran idul fitri, puasa qada bisa dikerjakan kapanpun sebelum Ramadan tahun berikutnya tiba.

Baca Juga: Bisakah Puasa Syawal dan Puasa Qadha Dikerjakan Bersamaan? Bagaimana Pahalanya?

Lalu, bisakah puasa Syawal dikerjakan bersamaan dengan puasa qada?

Apa puasa qada bisa dibarengkan dengan puasa senin kami?

Simak penjelasan berikut ini.

Para ulama memiliki perbedaan pendapat atas hukum menjalankan dua puasa dalam satu niat.

Ada tiga pendapat dari hukum menggabungkan pelaksanaan dua ibadah.

  1. Dua ibadah wajib dilarang dikerjakan dalam satu ibadah.
  2. Ibadah wajib dan sunah dapat digabung tergantung niatnya.
  3. Dua ibadah sunah dapat dikerjakan dalam satu niat.

Baca Juga: KEUTAMAAN Puasa Asyura 10 Muharram, Hapus Dosa Setahun Lalu dengan Ibadah Puasa Sunnah Asyura

Jalaluddin As-Suyuthi rahimahullah dalam Al Asybaah Wa An-Nadzhair (1/208) berkata, “Jika dua perkara ibadah dari jenis yang sama berkumpul, sedangkan maksud dari keduanya tidaklah berbeda, maka kebanyakan amalan salah satunya masuk kedalam amalan lainnya.”

Beliau mencontohkan puasa hari senin dan aasyuraa’ jika dilakukan bersamaan akan mendatangkan dua pahala sekaligus.

Lalu, bagaimana dengan puasa Syawal yang dikerjakan bersamaan dengan puasa qada?

Dari Abu Ayyub al-Anshari radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah SAW bersabda,

“Siapa yang puasa Ramadan, kemudian dia ikuti dengan 6 hari puasa Syawal, maka seperti puasa setahun.” (HR. Muslim 1164)

Hadis di atas menyebutkan bahwa umat yang berpuasa Ramadan dan puasa Syawal selama enam hari akan mendapatkan pahala seperti puasa setahun.

Dalam hal ini, seseorang disebut berpuasa Ramadan saat sudah menjalani puasa selama satu bulan Ramadan.

Baca Juga: Keutamaan Puasa Daud, Puasa yang Derajatnya Paling Tinggi di Mata Allah SWT

Orang yang meng-qada puasanya berarti belum selesai berpuasa Ramadan.

Padahal, untuk mendapatkan keutamaan pahala seperti puasa setahun, orang ini harus sudah puasa Ramadan dan puasa Syawal.

Dalam Mughni al Muhtaj, para ulama sepakat bahwa orang yang menjalankan puasa qada dan Syawal bersamaan akan tetap mendapatkan pahala dari puasa Syawal tapi tidak dapat keutamaan pahala seperti puasa setahun karena puasa Ramadan-nya belum selesai.

Sementara itu, Fatawa Syabakah Islamiyah menyatakan,

”Orang yang melaksanakan puasa wajib, baik qadha ramadhan, puasa kaffarah, atau puasa lainnya, tidak sah untuk digabungkan niatnya dengan puasa sunah. Karena masing-masing, baik puasa wajib maupun puasa sunah, keduanya adalah ibadah yang harus dikerjakan sendiri-sendiri...” (Fatawa Syabakah Islamiyah, no. 7273)

Kebalikannya, Lajnah Daimah lembaga fatwa Arab Saudi, membolehkan niat puasa sunah dan puasa wajib digabung.

Sementara Imam Ibnu Utsaimin mengharapkan dalam Fatwa Nur ’ala ad-Darbi bahwa orang yang melakukan puasa sunah dan puasa wajib bersamaan akan mendapatkan pahala puasa wajib dan puasa sunah.***

Editor: Erwina Rachmi Puspapertiwi

Sumber: Konsultasi Syariah Konsultasi Islam

Tags

Terkini

Terpopuler