Apa Itu Ulul Azmi? Pengertian, Daftar Rasul, dan Keutamaannya

- 9 Januari 2023, 10:23 WIB
Ilustrasi Rasulullah SAW
Ilustrasi Rasulullah SAW /UNSPLASH/Latrach Med Jamil

DEMAK BICARA – Apa arti Ulul Azmi?

Umat Islam pasti sering mendengar kata Ulul Azmi.

Ulul Azmi merupakan gelar khusus yang Allah SWT berikan kepada rasul tertentu.

Di antara 25 nabi dan rasul yang wajib umat Islam imani, ada lima rasul yang memperoleh gelar Ulul Azmi.

Kata Ulul Azmi berasal dari bahasa Arab “Ulul” yang artinya orang yang memiliki dan “Azmi” yang artinya cita-cita yang mantap.

Secara istilah, Ulul Azmi berarti rasul-rasul pilihan Allah SWT atau nabi yang memiliki keteguhan hati serta sabar saat menghadapi kaum yang menentang atau tidak mau menerima ajaran yang disampaikannya.

Baca Juga: Apa Perbedaan Nabi dan Rasul? Inilah Perbedaan Nabi dan Rasul yang Wajib Diketahui

Hal ini tercantum dalam Al Ahqaf ayat 35.

“Maka Bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari rasul-rasul telah bersabar dan janganlah kamu meminta disegerakan (azab) bagi mereka. pada hari mereka melihat azab yang diancamkan kepada mereka (merasa) seolah-olah tidak tinggal (di dunia) melainkan sesaat pada siang hari. (Inilah) suatu pelajaran yang cukup, Maka tidak dibinasakan melainkan kaum yang fasik.” (Q.S. Al Ahqaf [46]: 35)

Berikut daftar rasul-rasul yang termasuk dalam Ulul Azmi dan perjuangan yang mereka lalui saat berdakwah.

Nabi Nuh As.

Nabi Nuh As. berdakwah kurang lebih 950 tahun, tetapi hanya ada 80 orang yang beriman.

Nabi Nuh As. dengan kesabaran dan ketabahannya terus menyerukan agar umatnya hanya menyembah Allah SWT.

Sayangnya, Allah SWT mendatangkan azab berupa banjir besar yang menenggelamkan semua orang kafir, termasuk istri dan anak Nabi Nuh As..

Nabi Ibrahim As.

Sejak kecil, Nabi Ibrahim As. sering mempertanyakan tentang Tuhan dan berani menghancurkan berhala.

Beliau lalu dibakar dalam api yang sangat besar oleh Raja Namrudz yang berkuasa saat itu.

Beruntung, Allah SWT menyelamatkannya.

Allah SWT memerintahkan Nabi Ibrahim As. menyembelih Ismail putra kesayangannya.

Perintah Allah SWT lainnya adalah Nabi Ibrahim As. harus membangun “Baitullah” (Ka’bah) di Makkah bersama Ismail anaknya.

Semua perintah Allah SWT Nabi Ibrahim As. lakukan dengan kesabaran dan ketabahan.

Nabi Musa As.

Nabi Musa As. memiliki kelebihan berdialog langsung dengan Allah SWT sehingga diberi gelar “Kalimullah”.

Saat masih bayi, ibu Nabi Musa As. terpaksa menghanyutkan putranya di sungai untuk selamat dari aturan Fir’aun yang berisi setiap anak laki-laki yang lahir waktu itu harus dibunuh hidup-hidup.

Nabi Musa As. juga berhadapan dengan para tukang sihir.

Saat akan menyelamatkan Bani Isra’il ke luar kota Mesir dari kedudukan sebagai budak Fir’aun, Nabi Musa As. dikejar-kejar pasukan Fir’aun.

Allah SWT lalu memberikan Nabi Musa As. mukjizat dengan tongkatnya untuk membelah Laut Merah.

Nabi Isa As.

Nabi Isa As. mendapat perintah menyampaikan dakwah ke para pendeta Yahudi.

Kaum Yahudi selalu mendustakan ajaran beliau.

Meski Nabi Isa As. diberikan mukjizat oleh Allah SWT untuk membuktikan kenabiannya, orang-orang Yahudi tidak percaya.

Mereka bahkan memfitnah Nabi Isa As. di hadapan Raja Pilathus, penguasa Romawi pada saat itu.

Nabi Isa As. kemudian akan dibunuh dan disalib.

Allah SWT menyelamatkan beliau dengan menggantikan Yahudza al-Askharyuthi (Yudas Iskariot) yang diserupakan dengan Nabi Isa As untuk disalib.

Nabi Muhammad SAW.

Sepanjang berdakwah, Rasulullah SAW sering dilanda kesulitan.

Pada awal dakwahnya, hanya sedikit orang yang masuk Islam dan banyak penduduk Makkah memeranginya.

Sebelum hijriyah ke Madinah, Nabi Muhammad SAW mengalami “tahun kesedihan” atau amul huzni karena Khadijah istrinya dan Abu Thalib pamannya wafat.

Meski mendapatkan perlakuan buruk, ia memaafkan penduduk Thaif yang melemparinya dengan batu, kotoran manusia, dan unta, serta memaafkan Suraqah bin Malik yang berniat membunuhnya.

Akhirnya, Nabi Muhammad SAW berhasil membangun peradaban Islam di Madinah dan membebaskan Makkah dari orang-orang kafir dalam peristiwa Fathu Makkah atau kemenangan atas Kota Makkah.***

Editor: Erwina Rachmi Puspapertiwi

Sumber: Universitas Islam An Nur Lampung


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah