Oleh karena itu, ia menghimbau agar masyarakat dari tiga pulau di NTT itu melakukan upaya mencegah karhutla dengan tidak memicu titik api, contohnya tidak membuka lahan baru dengan cara dibakar.
Selain itu, ia juga melarang warga membuang putung rokok di area terbuka tempat tumpukan rumput dan daun kering yang mudah terbakar berada.
Angin kering yang berhembus kencang di NTT, ujar Agung, mendorong titik api akan mudah meluas dan sulit dikendalikan saat karhutla terjadi.
“Masyarakat di daerah terdampak perlu memahami kondisi potensi bahaya karhutla dan melakukan langkah antisipasi yang diperlukan guna meminimalisir risiko,” pungkasnya.***