Network
DEMAK BICARA - Teuku Rezasyah, seorang pengamat hubungan internasional, mengkritik solusi yang diajukan oleh ketiga calon presiden (capres) dalam mengatasi konflik di Laut China Selatan pada debat ketiga di Jakarta, Minggu, 7 Januari 2024.
Menurutnya, solusi yang dipaparkan oleh ketiga capres terkait konflik di Laut China Selatan tersebut kurang mendalam dan tidak komprehensif.
Capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo menawarkan solusi untuk persoalan Laut China Selatan itu berupa mendorong kesepakatan sementara, menekankan posisi Indonesia, dan mengoptimalkan peran aparat untuk berpatroli.
Baca Juga: Realisasi Anggaran Ibu Kota Nusantara IKN 2023 Capai 97,6 Persen
Capres nomor urut 1, Anies Baswedan berpendapat bahwa konflik Laut China Selatan seharusnya dapat diselesaikan melalui kepemimpinan Indonesia dalam ASEAN.
Sementara itu, capres nomor urut 2, Prabowo Subianto menekankan perlunya memperkuat pertahanan Indonesia dan memanfaatkan sejumlah platform untuk berpatroli.
Meskipun demikian, Rezasyah menganggap solusi yang diajukan ketiga calon presiden tersebut masih belum mencapai kedalaman dan komprehensifitas yang diperlukan dalam penyelesaian konflik tersebut.
"Kesepakatan sementara (yang ditawarkan Ganjar) seperti apa?" kata Rezasyah dilansir dari Antara, Senin, 8 Januari 2024.
"Apakah meningkatkan level kerja sama militer di dalam ASEAN atau untuk sementara waktu mengizinkan kerja sama baru dengan luar ASEAN? Ini kan harus jelas," ujarnya menambahkan.
Rezasyah yang juga seorang dosen Ilmu Hubungan Internasional di Universitas Padjadjaran, menyatakan bahwa solusi yang diusulkan oleh Anies juga kurang menjelaskan secara rinci bagaimana blok Asia Tenggara dapat memperkuat kerja sama pertahanannya.
