Soal Kasus Persib, Peserta Liga 1 Dilarang ke Kafe, dan Tempat Umum, PT LIB Diminta Tegas Prokes Covid 19!

30 Januari 2022, 10:00 WIB
Skuad Persib Bandung. Soal sejumlah peserta Liga 1 yang terpapar Covid 19, Save Our Soccer minta PT LIB tegas soal protokol kesehatan Covid 19, dengan mengetatkan sistem bubble. /Dok: ligaindonesiabaru.com

 


DEMAK BICARA - Sejumlah klub di Liga 1 2021/2022 kelimpungan usai badai Covid 19 menyerang sejumlah pemain mereka, seperti Persib Bandung, Persebaya Surabaya, dan Arema FC.

Seperti diketahui 9 pemain Persib Bandung, 3 Persebaya Surabaya, dan sebelumnya beberapa atlet asing Arema FC menjalani karantina usai terkonfirmasi positif Covid 19, pada awal-awal putaran kedua BRI Liga 1 musim ini.

9 pemain Persib Bandung, 3 Persebaya Surabaya, dan sebelumnya beberapa atlet asing Arema FC yang karantina karena terkonfirmasi Covid 19 membuat klub kehilangan kekuatan pada jalannya kompetisi.

Terpaparnya Covid 19 sejumlah pemain Persib Bandung, Persebaya Surabaya, dan Arema FC, membuat PT Liga Indonesia Baru (LIB) diminta tegas soal protokol kesehatan (prokes).

PT LIB diminta betul-betul menerapkan sistem bubble yang ketat, di mana pemain dan ofisial dilarang berjalan-jalan dengan bebas.

Begitupun pembatasan orang yang tidak berkepentingan untuk bertemu dengan pemain dan ofisial serta perangkat lainnya selama kompetisi.

Koordinator Save Our Soccer (SOS) Akmal Marhali meminta hal tersebut segera dilakukan oleh PT LIB.

Baca Juga: Gelandang Persib Bandung Marc Klok Ungkap Kondisi Terbaru usai Diduga Positif Covid 19, Ada Nama Pemain Asing

Menurutnya, sistem bubble telah lalai ditegaskan dan diawasi PT LIB selaku operator, dan juga klub dalam menjalankan regulasi prokes di Liga 1 Indonesia.

"Sejak putaran kedua, sistem bubble to bubble kendur ditegakkan. Para pemain bebas keluar hotel dan makan di warung/restoran bersama kolega. Banyak orang hilir mudik masuk ke hotel. Ini sungguh disayangkan," kata Akmal Marhali, Koordinator Save Our Soccer (SOS), Ahad atau Minggu 30 Januari 2022.

Apalagi, kata dia, pada putaran kedua ini, semua bablas di mana para pemain bebas jalan-jalan ke tempat umum.

Padahal, pemerintah sudah mengingatkan soal penyebaran Omicron yang meningkat.

"Di Bali misalnya, sudah 325 kasus perhari," ujar dia.

Maka, PSSI dan LIB harus kembali menegakkan regulasi dan pengetatan prokes. Sistem bubble (gelembung) harus dilaksanakan dengan benar.

Tidak boleh lagi para pemain, ofisial, dan manajemen bebas keluyuran dari pantai ke pantai, cafe ke cafe, atau berkumpul di luar bubble-nya.

Baca Juga: Dragan Djukanovic Sebut Pemain PSIS Semarang Tampil Buruk di 30 Menit Pertama Lawan Madura United! Ada Apa?

Selain itu, kata dia, vaksin Booster juga harus segera diberikan kepada para peserta.

"Disiplin, disiplin, disiplin demi menjaga kesehatan dan keselamatan bersama. Juga evaluasi pertandingan larut malam yang bisa menurunkan imunitas tubuh," kata dia.


"Pilihannya hanya dua. Tegas prokes atau stop sementara kompetisi sampai penyebaran Covid-19 bisa dikendalikan," kata Akmal Marhali melanjutkan.***

Editor: Diaz A Abidin

Tags

Terkini

Terpopuler