Tragedi Kanjuruhan, Pakar Pertanyakan Kinerja Polisi dan Sebut Tembakan Gas Air Mata Tidak Pantas Dilakukan

- 10 Oktober 2022, 18:18 WIB
Tragedi Kanjuruhan, Pakar Pertanyakan Kinerja Polisi dan Sebut Tembakan Gas Air Mata Tidak Pantas Dilakukan
Tragedi Kanjuruhan, Pakar Pertanyakan Kinerja Polisi dan Sebut Tembakan Gas Air Mata Tidak Pantas Dilakukan /ARI BOWO SUCIPTO

 Temuan ini didapatkan Washington Post dari analisis terhadap 100 video dan foto kejadian, pernyataan 11 saksi mata, serta analisis pakar pengendalian massa dan advokat hak-hak sipil.

Ranto Sibarani seorang pengacara hak asasi manusia dari Medan, saat meninjau rekaman video kejadian Kanjuruhan, menyatakan bahwa pihak keamanan terlihat menembakkan amunisi tidak mematikan itu ‘secara sporadis’ dan tanpa strategi yang jelas.

“Ada kekuatan lokal, nasional, dan militer di lapangan, tidak jelas siapa yang bertanggung jawab. Hasilnya adalah penggunaan bahan kimia yang masif dan tidak terkoordinasi,” ujar Ranto.

Sementara itu, Wirya Adiwena Wakil Direktur Amnesty International Indonesia menyebut tindakan polisi dalam tragedi Kanjuruhan mencerminkan masalah sistemik dalam penegakan hukum Indonesia.

Sebuah laporan Amnesty pada tahun 2020 mendokumentasikan terdapat sebanyak 43 insiden kekerasan polisi selama proses demonstrasi di Indonesia.

Hasil video dalam laporan ini juga menunjukkan petugas menggunakan gas air mata di ruang sempit dan menembakkan meriam air dari jarak dekat.

“Ini bukan hanya tanggung jawab orang-orang yang mengayunkan tongkat pemukul (saat kejadian),” katanya.

“Tetapi juga orang-orang yang membiarkan prosedur seperti ini dilaksanakan berulang kali.”***

Halaman:

Editor: Kusuma Nur


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x