Demonstrasi Besar-besaran di Israel Terkait Krisis Sandera Gaza dan Pembubaran Pemerintah Benjamin Netanyahu

28 Januari 2024, 11:42 WIB
Demonstrasi Besar-besaran di Israel Terkait Krisis Sandera Gaza dan Pembubaran Pemerintah Benjamin Netanyahu /

DEMAK BICARA — Ribuan warga Israel turun ke jalan pada Sabtu, menuntut pembubaran pemerintah dalam protes bersamaan dengan keluarga sandera yang ditahan di Gaza yang berkumpul di depan kediaman Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

Menurut harian Yedioth Ahronoth, "ribuan warga Israel melakukan protes di kota Haifa, di persimpangan Horev, menentang pemerintah, menuntut pemilu segera."

"Aksi tersebut dimulai dari kawasan Carmel di kota Haifa menuju pusat protes di persimpangan Horev," tambah harian tersebut.

Baca Juga: Dalam 24 Jam Ratusan Warga Palestina Tewas dan Luka-Luka yang Menambah Daftar Panjang Penderitaan di Gaza

Sementara itu, di kota Kfar Saba, dekat Tel Aviv, ratusan demonstran meneriakkan yel-yel "Pemilu Sekarang," seperti yang dilaporkan oleh koran tersebut.

Para pengunjuk rasa menuntut pemecatan Netanyahu dan pemilu segera, sesuai laporan Yedioth Ahronoth.

Ratusan juga melakukan demonstrasi di kota Ra'anana dekat Tel Aviv, menyerukan pembubaran pemerintah.

Baca Juga: 183 Warga Sipil Gaza Tewas, Dalam 19 Serangan Israel Selama Beberapa Jam Terakhir

Netanyahu tengah menghadapi kritik keras dari masyarakat Israel dan beberapa politisi akibat krisis sandera Israel di Gaza dan kegagalan dalam menjamin keamanan mereka kembali ke Israel.

Puluhan keluarga sandera di Gaza melakukan protes di depan kediaman Netanyahu di kota Caesarea selama dua minggu berturut-turut, menuntut pembebasan mereka.

Pejabat Israel memperkirakan ada sekitar 136 sandera yang masih ditahan di Gaza sejak Hamas menyerang titik militer Israel dan pemukiman dekat Gaza pada 7 Oktober.

Baca Juga: Tedros Adhanom WHO Tekankan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza, Korban Capai 26 Ribu Jiwa, 70 Persen Anak-anak

Faksi perlawanan Palestina, yang dipimpin oleh Hamas, menangkap sekitar 239 orang di kota-kota dekat Gaza dan pada November 2023 lalu melakukan pertukaran puluhan tahanan dengan Israel selama jeda kemanusiaan tujuh hari.

Sebagai imbalan, institusi tahanan Palestina melaporkan bahwa Israel membebaskan 240 tahanan Palestina dari penjara mereka, termasuk 71 tahanan wanita dan 169 anak-anak.

Meskipun ada keputusan Mahkamah Internasional, Israel terus melakukan serangan ke warga sipil gencar di Jalur Gaza yang menewaskan sedikitnya 26.257 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan 64.797 orang terluka sejak 7 Oktobe 2023r, menurut otoritas kesehatan Palestina.

Serangan Israel telah menyebabkan 85 persen penduduk Gaza menjadi pengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan, sementara 60 persen infrastruktur di wilayah kantong tersebut rusak atau hancur, menurut PBB.***

Editor: Maya Atika

Sumber: Anadolu

Tags

Terkini

Terpopuler