Ahli di PBB Peringatkan Suhu Bumi Terus Meningkat Selama 8 Tahun Terakhir, Bisa Picu Bahaya!

- 10 November 2022, 15:26 WIB
Lokasi pertama berada di Gunung Gletser Kilimanjaro, Tanzania, Afrika.
Lokasi pertama berada di Gunung Gletser Kilimanjaro, Tanzania, Afrika. /

DEMAK BICARA - Ahli di PBB memperingatkan suhu Bumi terus meningkat selama delapan tahun terakhir dan berpotensi menimbulkan bahaya.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melaporkan bahwa suhu Bumi semakin naik dalam kurun waktu delapan tahun terakhir.

Bumi dilaporkan menghangat lebih dari 1,1 C sejak akhir abad ke-19 dengan kira-kira setengah dari peningkatan itu terjadi dalam 30 tahun terakhir.

Tahun ini, suhu Bumi diperkirakan menjadi yang terpanas kelima atau keenam yang pernah tercatat dalam sejarah.

Baca Juga: Perubahan Iklim Semakin Parah, Ahli Perkirakan Gletser di Seluruh Bumi Hilang Tahun 2025!

Atas kondisi ini, badan cuaca dan iklim PBB merilis laporan tahunan iklim global pada Minggu, 6 November 2022 yang menunjukkan target negara dunia untuk membatasi kenaikan suhu hingga 1,5 C "nyaris jauh dari jangkauan".

Menurut Antonio Guterres Sekretaris Jenderal PBB dalam acara KTT iklim COP27 PBB di Mesir, kenaikan suhu ini muncul berkat Bumi yang mengirimkan sinyal bahaya atas planet ini.

"Semua indikasi iklim negatif," ujar Petteri Taalas Kepala Organisasi Meteorologi Dunia. “Kita telah melewati rekor kadar konsentrasi gas rumah kaca utama, karbon dioksida, metana, dan [tingkat] nitrous oksida.”

Baca Juga: Perbaikan Terus Dilakukan, Satgas Transformasi Sepak Bola Indonesia akan Rilis Rekomendasi Pasca Tragedi Kanju

Akibat Kenaikan Suhu Bumi

Dampak dari kenaikan suhu Bumi ini tidak main-main.

Kenaikan suhu Bumi membuat air permukaan di lautan ikut naik, bahkan mencapai rekor suhu tertinggi pada 2021 setelah terjadi pemanasan yang sangat cepat selama 20 tahun terakhir.

Hal ini terjadi karena air permukaan bertanggung jawab menyerap lebih dari 90 persen akumulasi panas dari emisi karbon manusia.

Gelombang panas air laut juga meningkat sehingga berdampak buruk pada terumbu karang dan setengah miliar orang yang bergantung pada laut untuk makan dan bekerja.

Laporan PBB memperingatkan bahwa lebih dari 50 persen permukaan laut mengalami setidaknya satu gelombang panas laut pada 2022.

Kenaikan permukaan air laut terjadi lebih banyak dalam 30 tahun terakhir karena lapisan es dan gletser mencair dengan cepat.

Fenomena ini mengancam puluhan juta orang yang tinggal di dataran rendah pesisir.

Pada Maret dan April, gelombang panas di Asia Selatan dan banjir di Pakistan menyebabkan sepertiga wilayah negara itu terendam air, serta menewaskan sedikitnya 1.700 orang dan delapan juta pengungsi.

Di Afrika Timur, curah hujan pada 2022 berada di bawah rata-rata selama empat musim hujan berturut-turut atau terpanjang dalam 40 tahun dan memperburuk kekeringan.

Tiongkok mengalami gelombang panas terlama dan paling intens, serta musim panas terkering kedua sepanjang sejarah pada 2022.

Di Eropa, serangan suhu panas yang berulang menyebabkan banyak kematian.

Upaya Penanganan Masih Belum Pasti

Untuk mengatasi perubahan suhu di Bumi, PBB menyerukan agar negara-negara maju bersedia berkontribusi untuk mengatasi perubahan iklim.

Hal ini karena mereka bertanggung jawab memproduksi emisi lebih tinggi yang menimbulkan lebih banyak bencana untuk negara miskin.

Diskusi antara PBB dan negara-negara maju terkait upaya penanganan perubahan iklim terus dilakukan dengan target meraih keputusan bersama pada 2024.***

Editor: Maya Atika


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x