DEMAK BICARA - Simak kisah Nabi Musa a.s dan Raja Fir'aun dalam Al Qur'an Surat Al Qasas.
Surat Al-Qasas merupakan surat urutan ke-28 di dalam Al Qur'an yang termasuk ke dalam golongan surat makiyah.
Al Qasas dalam bahasa arab berarti cerita. Maka tak heran jika di dalam kandungan surat Al Qasas menceritakan kisah-kisah para rasul utusan Allah S.W.T.
Salah satu kisah yang paling masyhur didengar adalah kisah Nabi Musa a.s yang saat itu bertemu dengan Nabi Syuaib a.s.
Baca Juga: Doa Nabi Sulaiman dan Seekor Semut, Surat An Naml Ayat 30 - 31
Saat itu Nabi Musa a.s menceritakan pengalamannya yang sedang diburu oleh raja Fir'aun karena telah membunuh salah satu bangsa Qibthi tanpa disengaja.
Namun, atas ijin dan pertolongan dari Allah S.W.T, Nabi Musa a.s dapat selamat dan mengalahkan raja Fir'aun yang tamak dan sombong.
Dari peristiwa inilah yang akhirnya semakin menambah keyakinan Nabi Muhammad a.s dan para sahabatnya yang sedang berhijrah akan mendapat pertolongan dari Allah S.W.T.
Kaum Muslimin akan menang dan akan kembali ke kota Mekkah sebagai pemenang dan penegak agama Allah S.W.T.
Baca Juga: Cerita Keteladanan Semut di dalam Surat An-Naml dan Khasiat Bacaan Surat An Naml
Pokok-Pokok Isi Kandungan dalam Surat Al-Qasas
Surah Al-Qasas tidak hanya menceritakan tentang kisah raja Fir'aun yang keji dan kejam kepada kaum Bani Israil.
Namun di dalam surah Al Qasas juga mengandung inti-inti pembelajaran tentang keimanan.
Seperti di antaranya adalah meyakini bahwa Allah S.W.T semata yang dapat menentukan segala sesuatu yang terjadi di alam semesta dan kita sebagai hamba-Nya haruslah menerima dan mematuhi semua perintahnya.
Allah S.W.T adalah Tuhan yang maha mengetahui seluruh isi hati dan pikiran manusia dan hanya Allah S.W.T lah yang sifatnya kekal.
Tiada satu makhluk pun di bumi ini yang mampu menandingi kuasa-Nya termasuk raja Fir'aun.
Al Qur'an surah Al Qasas juga menceritakan bagaimana kisah-kisah Nabi dan umat terdahulu sebagai bukti kerasulan yang dimiliki oleh Nabi Muhammad S.A.W.
Allah S.W.T juga akan membalas perbuatan kebaikan dengan rahmat yang berlipat ganda.
Sedangkan Allah S.W.T akan membalas kejahatan dengan perbuatan yang setimpal.
Disebutkan juga bahwa terjadinya siang dan malam semata-mata adalah bukti kecintaan Allah S.W.T kepada manusia.***