Ternyata Ada Orang-orang yang Mengaku Nabi Padahal Palsu Sejak Zaman Rasulullah SAW

- 9 Januari 2023, 09:40 WIB
Ilustrasi hoax/pixabay
Ilustrasi hoax/pixabay /

DEMAK BICARA – Siapa saja nabi palsu yang mengaku utusan dari Allah SWT, seperti Nabi Muhammad SAW?

Nabi Muhammad SAW merupakan nabi terakhir atau penutup dalam agama Islam.

Tidak ada nabi dan rasul lain yang berada di Bumi usai Rasulullah SAW.

“Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (Q.S. Al Ahzab [33]: 40)

Baca Juga: Daftar Nama 25 Nabi dan Rasul yang Wajib Umat Islam Ketahui dan Lokasi Dakwahnya

Meski begitu, ada saja orang-orang yang mengaku mendapat wahyu dari Allah SWT padahal aslinya hanya nabi palsu.

Para nabi palsu ini bahkan ada sejak sebelum Rasulullah SAW wafat.

Berikut daftar nabi-nabi palsu yang berlagak berdakwah Islam atas perintah Allah SWT.

Musailamah al-Kazzab dan Sajjah Binti al-Harits

Musailamah yang berasal dari Bani Hanifah di Yamamah mengaku nabi saat Rasulullah SAW masih hidup.

Istrinya, Sajjah binti al-Harits dari Bani Tamim, juga mengaku sebagai nabi.

Saat menikahi Sajjah, Musailamah memberikan mas kawin berupa cuti salat Ashar kepada keluarga mempelai wanita dan seluruh Bani Tamim.

Setelah Rasulullah SAW wafat, khalifah Abu Bakar As Sidiq mengajak mereka dan pengikutnya kembali ke Islam tapi ditolak.

Abu Bakar mengerahkan kaum Muslimin untuk memerangi mereka.

Dalam Perang Yarmuk, Kaum Muslimin bentrok dengan pasukan Musailamah.

Musailamah berhasil dibunuh oleh Wahsyi bin Harb.

Sementara Sajjah diakhir hayatnya bertaubat dan kembali ke Islam.

Aswad al-‘Ansi

‘Ailat bin Ka’ab bin ‘Auff Al-‘Ansi, nama aslinya, adalah keturunan Bangsa Habasyah yang tinggal di Jazirah Arab.

Aswad, panggilannya karena ia berkulit gelap, adalah seorang ahli sihir.

Aswad mengaku nabi saat Rasulullah SAW sakit.

Kefasihannya bicara dan memutarbalikan kebatilan menjadi kebajikan membuat banyak orang awam menjadi pengikutnya.

Aswad mengaku bahwa malaikat memberikan wahyu dan memberitakan hal-hal gaib kepadanya yang tersebar hingga Yaman.

Aswad berhasil dibunuh oleh kaum Muslimin menjelang Rasulullah SAW wafat.

Baca Juga: Berapa Jumlah Nabi dan Rasul? Ternyata Lebih dari 25 Orang!

Mirza Ghulam Ahmad

Mirza Ghulam Ahmad lahir 15 Februari 1835 di Qadian, wilayah Punjab, sebelah utara India.

Meski berasal dari keluarga Muslim, Mirza Ghulam suka berkhianat kepada agama dan negaranya.

Saat India dijajah Inggris, Mirza justru loyal terhadap penjajah saat umat Islam India berusaha mengusir mereka.

Inggris memanfaatkan ini untuk membuat gerakan Ahmadiyah dengan Mirza sebagai nabinya.

Ajaran Mirza meyakini bahwa Allah SWT juga berpuasa, melaksanakan shalat, tidur, melakukan kesalahan, dan berjima’.

Mirza juga mengaku dialah nabi yang paling utama dari para nabi yang lain.

Mirza meninggal akibat sakit.

Mirza ‘Ali Muhammad Ridha Asy-Syairazi

Mirza ‘Ali itu orang Yahudi yang menyamar sebagai Muslim.

Ia tinggal di Iran dan berbaur di kalangan Syi’ah Imamiyah.

Pada 1844, Mirza Ali menyatakan diri sebagai nabi berjuluk “Albab” yang berarti pintu.

Artinya, pintu bagi kaum Syi’ah atau seluruh umat Islam yang akan menyatukan para umat dengan imam di akhir zaman.

Parahnya, ia lalu mengaku sebagai jelmaan Tuhan dengan ajaran Bahaiyah.

Ajaran itu berisi upaya menyatukan agama dengan mengajak umat manusia keluar dari semua agama yang dianut untuk membentuk satu agama baru.

Menurutnya, agama Islam, Yahudi, dan Kristen adalah benar jadi baiknya disatukan.

Pemerintah Iran yang saat itu dipimpin Shah Tibriz, pada tahun 1850, memvonis mati Mirza.

Baca Juga: Apa Perbedaan Nabi dan Rasul? Inilah Perbedaan Nabi dan Rasul yang Wajib Diketahui

Thulaihah bin Khuwailid

Thulaihah hanyalah dukun yang sangat disegani kaumnya.

Ketika Rasulullah SAW wafat, ia mengaku sebagi nabi yang menggantikan Nabi Muhammad SAW.

Thulaihah membuat ajaran baru yang melarang manusia sujud saat salat.

Menurutnya, kepala dan wajah ciptaan Tuhan bukan untuk dihinakan dengan mencium Bumi lima kali sehari semalam.

Ia juga menghapus kewajiban membayar zakat.

Thulaihah pernah menghadap Abu Bakar As Shiddiq di Madinah untuk menuntut pengakuan dari sahabat nabi itu sebagai nabi baru lalu hidup berdampingan.

Abu Bakar tegas menolak itu dan memberikan instruksi kepada para sahabat untuk memerangi Thulaihah.

Pengikut Thulaihah berhasil takluk di tangan kaum Muslimin.

Ahmad Moshaddeq

Orang bernama asli Abdussalam ini adalah pencipta aliran al-Qiyadah al-Islamiyah.

Moshaddeq mengaku sebagai nabi usai bermeditasi di Gunung Bunder, Bogor, Jawa Barat, selama 40 hari 40 malam.

Puncaknya, pada malam ke 40 atau 23 Juli 2006, Moshaddeq mengklaim mendapatkan wahyu dari Allah SWT.

MUI jelas menganggap ajaran yang dibawa Moshaddeq sesat.

Moshaddeq mengajarkan salat lima waktu diganti menjadi satu waktu berupa salat malam.

Ia juga mengganti syahadat Muhammadurrasulullah menjadi al-Masih al-Maw’ud rasulullah.

Moshaddeq awalnya mrupakan karyawan di Dinas Olahraga dan Pemuda DKI Jakarta dan sempat menjadi pelatih bulutangkis di tingkat nasional.

Demikian nabi-nabi palsu yang berlagak berdakwah Islam atas perintah Allah SWT.***

Editor: Erwina Rachmi Puspapertiwi

Sumber: Al Hikmah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah