Awas! Kenali Gejala Penyakit Langka Empty Ella Syndrome yang Diderita Ruben Onsu, Bisakah Diobati?

28 Juli 2022, 07:15 WIB
Empty Ella Syndrome yang diderita Ruben Onsu merupakan kelainan langka yang terjadi pada bagian tengkorak yang disebut sella tursika, kenali gejala, penyebab, dan cara mengobati penyakit langka ini. /YouTube/TRANS7 OFFICIAL

 

 

DEMAK BICARA – Ruben Onsu menyatakan diri bila menderita Empty Ella Syndrome, sehingga butuh perawatan intens di rumah sakit, maka kenali gejala, penyebab, dan cara mengobati penyakit langka ini.

Empty Ella Syndrome yang diderita Ruben Onsu merupakan kelainan langka yang terjadi pada bagian tengkorak yang disebut sella tursika, kenali gejala, penyebab, dan cara mengobati penyakit langka ini.

Sella tursika adalah lekukan tulang sphenoid di dasar tengkorak yang memegang kelenjar pituitary, ada beberapa gejala  penyebab, dan cara mengobati penyakit langka Empty Ella Syndrome yang diderita Ruben Onsu ini.

Yuk sama-sama kenali gejala, penyebab, dan cara mengobati penyakit yang diderita Ruben Onsu Empty Sella Syndrome, di mana terjadi ketika sebagian atau seluruh sella tursika terisi dengan cerebrospinal fluid (CSF).

 

Penyebab pasti dari Empty Sella Syndrome juga belum diketahui. Namun, penyakit ini disinyalir disebabkan oleh cacat yang sudah terjadi sejak lahir.

Penyakit ini tidak langsung mengancam nyawa, tapi harus diatasi agar tidak berkembang menjadi penyakit kronis.

Menurut RS Johns Hopkins, penderita Empty Sella Syndrome tidak selalu mempunyai gejala yang terlihat.

Gejala yang ada juga berbeda tergantung orang, usia, dan penyebab sindrom.

Baca Juga: 15 Nama Anak Perempuan Almeera Azzahra Althafunissa, Azzahra Asyila Rahma Cantik, Cerdas dan Lembut

Gejala Empty Sella Syndrome antara lain:

1. Impoten

2. Kehilangan keinginan seksual

3. Menstruasi tidak teratur untuk perempuan

 

Institut Nasional Gangguan Neurologis dan Stroke (NINDS) AS juga menyebutkan penyakit ini memiliki gejala sakit kepala, kelelahan, bahkan infertilitas.

Empty Sella Syndrome terbagi menjadi dua jenis, yaitu ESS Primer dan ESS Sekunder.

ESS Primer disebabkan sobekan kecil pada membran sejak lahir. Akibatnya, kondisi ini membuat cairan serebrospinal bocor ke dalam sella tursika.

Penderita ESS Primer mungkin memiliki kadar hormon prolaktin tinggi sehingga mengganggu fungsi testis dan ovarium. Penyakit ini juga sering dikaitkan dengan obesitas dan tekanan darah tinggi.

Baca Juga: Kapan Jadwal 2 Fenomena Hujan Meteor di Langit Indonesia Akhir Juli 2022, Apa Bedanya? Apa Sebabnya?

ESS Primer paling sering terjadi pada orang dewasa dan wanita.

ESS Sekunder bisa terjadi karena trauma kepala, infeksi parah, atau tumor hipofisis.

ESS dapat terdiagnosis melalui CT scan dan MRI.

Cara mengobati Empty Sella Syndrom bervariasi, tergantung usia, riwayat kesehatan, keadaan pasien, dan tingkat keparahan penyakit.

 

Beberapa cara pengobatan Empty Sella Syndrome yang dapat dilakukan, yaitu:

1. Operasi dilakukan pada pasien yang mengalami kebocoran cairan tulang belakang di hidung atau cairan mengisi bagian sella tursika.

2. Pasien yang mengalami disfungsi pada pituitary yang bersifat symptomatic dan supportive akan mendapat perawatan disfungsi endokrin.

3. Pasien ESS Primer yang memiliki kadar prolaktin tinggi akan diberi bromocriptine.

4. Obat-obatan, seperti ibuprofen untuk menghilangkan sakit kepala atau obat hormon.

Baca Juga: Tips Nonton Hujan Meteor Juli 2022, Tanpa Alat Tapi Harus Ekstra Gelap Biar Maksimal

Hal yang wajib diketahui masyarakat adalah kondisi ini tidak mengancam jiwa dan mungkin tidak memerlukan pengobatan jika tidak bergejala.****

 

 

 

 

Editor: Diaz A Abidin

Tags

Terkini

Terpopuler