Apa Itu Penyakit Leptospirosis? Awas Banyak Terjadi Saat Musim Hujan!

28 Oktober 2022, 14:28 WIB
Apa Itu Leptospirosis? Simak Berikut Gejala dan Pencegahan Leptospirosis /Ayu Eviana

DEMAK BICARA - Apa itu penyakit Leptospirosis?

Penyakit Leptospirosis rentan menyerang masyarakat terutama saat musim hujan, bahkan dikabarkan ada 55 korban meninggal dunia dari 389 kasus penyakit ini di Jawa Tengah sepanjang 2022.

Sebenarnya, apa itu penyakit Leptospirosis?

Baca Juga: Lirik Lagu Runtuh dari Feby Putri feat Fiersa Besari, Tak Perlu Khawatir Ku Hanya Terluka

Simak penjelasan mengenai penyakit Leptospirosis berikut ini.

Leptospirosis adalah penyakit akibat bakteri Leptospira yang masuk ke tubuh manusia melalui selaput lendir mata, hidung atau kulit yang lecet, atau saluran pencernaan akibat terkontaminasi urine tikus.

Penyakit Leptospirosis juga mudah menyerang manusia yang terkena banjir, genangan air sungai atau selokan, dan lumpur terkontaminasi urine hewan berbakteri Leptospira, seperti anjing, hewan ternak, atau hewan liar lainnya.

Masniari Poloengan peneliti dari Balai Besar Penelitian Veteriner (BBalitvet ) Bogor melaporkan, angka kematian akibat Leptospirosis cukup tinggi bahkan bisa mencapai 56% untuk pasien berusia lebih dari 50 tahun.

Baca Juga: Mengingat Sejarah Ikrar Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928, Simak Lengkap Dalam Artikel Ini

Gejala Leptospirosis

Pasien yang terjangkit penyakit Leptospirosis akan menunjukkan gejala stadium awal berikut ini dalam waktu empat sampai sepuluh hari setelah tertular.

  1. Demam mendadak
  2. Lemah
  3. Mata merah
  4. Kekuningan pada kulit
  5. Sakit kepala
  6. Nyeri otot betis
  7. Badan menggigil seolah kedinginan
  8. Perut mual dan muntah
  9. Diare
  10. Ruam

Setelah itu, pasien akan masuk stadium dua pada minggu kedua dan keempat sejak tertular berupa pembentukan antibodi dalam tubuh penderita dengan gejala yang lebih parah.

Jika semakin parah, pasien akan mengalami gagal ginjal, jantung berdebar tidak teratur, pembuluh darah bocor, dan gagal jantung.

Orang yang berisiko terkena Leptospirosis:

- Petani

- Pekerja tambang

- Pekerja saluran pembuangan

- Pekerja rumah potong hewan

- Dokter hewan dan penjaga hewan

- Nelayan atau pengelola tambak ikan

- Peternak

- Personil militer

- Orang yang berenang atau mengarungi danau dan sungai yang terkontaminasi

Pengobatan Pasien Leptospirosis

Penderita Leptospirosis dapat diobati dengan pemberian antibiotik seperti doksisiklin, penicillin, streptomycin, tetracyline, atau erythromycin yang diberikan sejak stadium awal.

Antibiotik intravena juga mungkin diperlukan untuk pasien dengan gejala yang lebih parah.

Antibiotik penicillin atau tetracayline dosis tinggi dapat memberikan hasil yang sangat baik bagi pasien Leptospirosis.

Orang yang dicurigai menunjukkan gejala Leptospirosis harus segera menghubungi fasilitas kesehatan.

Pencegahan Penyakit Leptospirosis

 Untuk mencegah penularan bakteri Leptospira, masyarakat harus waspada saat beraktivitas atau berada dekat hewan yang suka bermain di genangan air.

Tindakan pencegahan Leptospirosis antara lain:

  1. Menggunakan sarung tangan dan sepatu saat membersihkan rumah atau selokan.
  2. Mencuci tangan dengan sabun setelah selesai beraktivitas.
  3. Tidak berenang atau mengarungi air yang mungkin terkontaminasi urine hewan.
  4. Menghindari kontak dengan hewan yang berpotensi terinfeksi Leptospirosis.
  5. Gunakan produk yang menjauhkan tikus dari lingkungan rumah.

Penyakit Leptospirosis banyak mengenai masyarakat terutama di musim hujan seperti ini.

Oleh karena itu, masyarakat harus waspada dan menjaga kebersihan.***

Editor: Kusuma Nur

Tags

Terkini

Terpopuler