Daerah Lain Banjir, BMKG Justru Beri Peringatan Potensi Karhutla di Tiga Pulau NTT

17 Oktober 2022, 15:19 WIB
Daerah Lain Banjir, BMKG Justru Beri Peringatan Potensi Karhutla di Tiga Pulau NTT /Pixabay/

DEMAK BICARA – Di saat daerah Jakarta dan Bogor mengalami banjir, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan himbauan agar warga Nusa Tenggara Timur (NTT) berhati-hati terhadap potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di daerah tersebut.

BMKG menghimbau warga di Pulau Timor, Pulau Rote, dan Pulau Sabu di NTT untuk mewaspadai potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di sana.

“Pulau Timor, Rote, dan Sabu saat ini memiliki tingkat kemudahan terbakar di lapisan atas permukaan tanah (yang) sangat tinggi,” jelas Agung Sudiono Abadi Kepala Stasiun Meteorologi El Tari Kupang BMKG dalam keterangannya kepada Antara pada Senin, 17 Oktober 2022 ini.

Baca Juga: Film Mencuri Raden Saleh Raih Penghargaan di Jakarta Film Week 2022

Ia menjelaskan, peringatan dini potensi karhutla di NTT ini mulai berlaku pada Senin, 17 Oktober 2022.

Menurutnya, BMKG mengeluarkan peringatan dini potensi karhutla di NTT karena provinsi ini masih berada dalam musim peralihan ke musim hujan di mana banyak daerah berada di puncak kemarau.

Sejumlah wilayah di Pulau Timor, seperti Kota dan Kabupaten Kupang, Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, Belu, Malaka, serta Pulau Rote dan Pulau Sabu, berada dalam zona mudah terbakar sehingga warga setempat harus waspada.

Baca Juga: Islami Modern, Rekomendasi Nama Bayi Perempuan Terbaru Contohnya Tsamara Ufairah Azka-Shofi Aisyah Aqila

Agung menyebut, “Alang-alang dan dedaunan yang biasanya menutupi lantai hutan dalam kondisi kering dan sangat mudah terbakar”.

Oleh karena itu, ia menghimbau agar masyarakat dari tiga pulau di NTT itu melakukan upaya mencegah karhutla dengan tidak memicu titik api, contohnya tidak membuka lahan baru dengan cara dibakar.

Selain itu, ia juga melarang warga membuang putung rokok di area terbuka tempat tumpukan rumput dan daun kering yang mudah terbakar berada.

Angin kering yang berhembus kencang di NTT, ujar Agung, mendorong titik api akan mudah meluas dan sulit dikendalikan saat karhutla terjadi.

“Masyarakat di daerah terdampak perlu memahami kondisi potensi bahaya karhutla dan melakukan langkah antisipasi yang diperlukan guna meminimalisir risiko,” pungkasnya.***

Editor: Maya Atika

Tags

Terkini

Terpopuler