Mengapa Hari Raya Idul Adha 2024 Arab Saudi dan Indonesia Beda Tanggal?

- 8 Juni 2024, 10:36 WIB
Mengapa Hari Raya Idul Adha 2024 Arab Saudi dan Indonesia Beda Tanggal?
Mengapa Hari Raya Idul Adha 2024 Arab Saudi dan Indonesia Beda Tanggal? /

DEMAK BICARA - Perbedaan tanggal perayaan Hari Raya Idul Adha 2024 antara Arab Saudi dan Indonesia dapat terjadi karena perbedaan metode dan hasil pengamatan hilal (bulan sabit baru) yang digunakan untuk menentukan awal bulan Dzulhijjah 1445 H.

Berikut beberapa alasan utama mengapa terjadi perbedaan tanggal perayaan Hari Raya Idul Adha 1445 H ini bisa terjadi:

1. Metode Penentuan Awal Bulan

  • Arab Saudi: Menggunakan metode rukyah (pengamatan langsung hilal) yang dilakukan di seluruh penjuru negeri. Keputusan ini kemudian diumumkan oleh Mahkamah Agung berdasarkan laporan dari para pengamat yang ditunjuk.
  • Indonesia: Menggunakan metode rukyah dan hisab (perhitungan astronomis) yang dilakukan oleh Kementerian Agama. Sidang Isbat (penetapan) menentukan awal bulan berdasarkan laporan pengamatan hilal di berbagai lokasi di Indonesia serta hasil perhitungan astronomis.

Baca Juga: Arab Saudi Tetapkan Idul Adha 2024 Jatuh pada 16 Juni: Pengamatan Hilal Menjadi Penentu

Baca Juga: Waktu di Indonesia vs Arab Saudi: Berapa Jam Perbedaannya?

2. Lokasi Geografis

  • Perbedaan Zona Waktu: Indonesia dan Arab Saudi berada di zona waktu yang berbeda. Arab Saudi lebih awal beberapa jam dibandingkan dengan Indonesia. Hal ini dapat mempengaruhi waktu pengamatan hilal dan keputusan penetapan awal bulan.
  • Posisi Geografis: Letak geografis yang berbeda juga dapat mempengaruhi visibilitas hilal. Hilal yang terlihat di Arab Saudi belum tentu terlihat di Indonesia pada waktu yang sama.

3. Kriteria Penetapan Hilal

  • Arab Saudi: Menerima laporan hilal yang dilihat dengan mata telanjang atau dengan bantuan teleskop pada hari ke-29 bulan sebelumnya. Jika hilal terlihat, maka keesokan harinya ditetapkan sebagai awal bulan baru. Jika tidak terlihat, bulan sebelumnya digenapkan menjadi 30 hari.
  • Indonesia: Kementerian Agama Indonesia menggunakan kombinasi metode rukyah dan hisab. Selain laporan pengamatan hilal, hasil perhitungan astronomis juga menjadi pertimbangan penting. Jika hilal tidak terlihat dan ketinggian bulan belum memenuhi kriteria, maka bulan sebelumnya digenapkan menjadi 30 hari.

Contoh Kasus Idul Adha 2024

Pada tahun 2024, Arab Saudi menetapkan 1 Zulhijah jatuh pada 7 Juni 2024 setelah melihat hilal pada 6 Juni 2024. Hal ini menyebabkan Idul Adha jatuh pada 16 Juni 2024.

Jika Indonesia, berdasarkan hasil rukyah dan hisab, tidak melihat hilal pada 6 Juni 2024 dan memutuskan untuk menggenapkan bulan Zulkaidah menjadi 30 hari, maka 1 Zulhijah di Indonesia akan jatuh pada 8 Juni 2024. Dengan demikian, Idul Adha akan jatuh pada 17 Juni 2024 di Indonesia.

Perbedaan tanggal perayaan Idul Adha antara Arab Saudi dan Indonesia disebabkan oleh perbedaan metode penentuan awal bulan, lokasi geografis, dan kriteria penetapan hilal.

Meskipun demikian, kedua negara berusaha mengikuti pedoman syariat Islam untuk menentukan tanggal yang tepat.

Umat Islam di masing-masing negara disarankan untuk mengikuti keputusan otoritas keagamaan setempat.***

Editor: Maya Atika


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah