Network
DEMAK BICARA - Inner child adalah konsep psikologis yang merujuk pada bagian dalam diri seseorang yang masih mempertahankan ingatan, perasaan, dan pengalaman masa kecilnya.
Inner child mempengaruhi pola pikir, emosi, dan perilaku seseorang secara tidak sadar.
Konsep mengenai Inner Child pertama kali diperkenalkan oleh psikolog Swiss, Carl Jung, namun diperluas dan dijelaskan lebih lanjut oleh psikolog John Bradshaw.
Baca Juga: Stres, Depresi, dan Kesehatan Mental pada Remaja: Tantangan Besar dalam Masa Pertumbuhan
Mengapa Inner Child Penting?
Inner child memiliki dampak yang kuat pada kehidupan seorang individu. Pengalaman masa kecil yang tidak terpecahkan atau menyakitkan dapat menyebabkan inner child menjadi terluka atau terabaikan. Ini bisa berdampak negatif pada perkembangan emosional dan kesejahteraan psikologis seseorang.
Tanda-tanda Inner Child yang Terluka
-
Reaksi Emosional yang Berlebihan: Tanggapan yang berlebihan terhadap situasi tertentu tanpa alasan yang jelas bisa menjadi tanda bahwa inner child sedang berbicara.
-
Perilaku Diri Merusak: Kebiasaan merokok berlebihan, minum alkohol secara berlebihan, atau perilaku lain yang merugikan diri sendiri bisa menjadi cara inner child mengekspresikan ketidakpuasan atau ketidakbahagiaan.
-
Polatik Berulang: Pola yang terus-menerus terulang dalam hubungan atau kehidupan sehari-hari bisa menjadi pertanda bahwa inner child mempengaruhi keputusan dan tindakan seseorang.
Cara Mengatasi Inner Child yang Terluka
-
Praktik Kesadaran Diri (Self-Awareness): Mengidentifikasi dan memahami pola pikir, emosi, dan perilaku yang mungkin berasal dari inner child merupakan langkah pertama untuk mengatasi luka-luka tersebut.
-
Memahami dan Menerima: Berbicara kepada diri sendiri dengan lembut dan memahami bahwa emosi yang dirasakan adalah valid dan berasal dari pengalaman masa kecil yang belum terselesaikan.
