Network
DEMAK BICARA - Pagelaran Formula E Jakarta E-Prix 2022 di Jakarta memang memakan biaya tak sedikit.
Dan ternyata dalam Formula E Jakarta E-Prix 2022 untuk menyelenggarakan sekali balapan membutuhkan biaya sebesar 25 juta Dolar.
Hal tersebut disampaikan oleh Chief Championship Officer Formula E Operations, Alberto Longo saat menggelar acara presconference di Jakarta Rabu malam.
"Jadi untuk satu balapan satu kali itu biayanya sekitar 25 juta Dolar dan ini tidak termasuk juga investasi seperti jalanan dan juga materi untuk jalur, track-nya," tutur Alberto Longo saat presconference di Black Stone, Jakarta Pusat, Rabu (24/11/2021).
Baca Juga: KPK Akan Digandeng Dalam Penyelenggaraan Formula-E Jakarta E-Prix 2022 Mendatang
Alberto Longo juga menerangkan bahwa dalam penyelenggaraan Formula E Jakarta E-Prix 2022 Jakarta tidak membayarkan lebih dari kota lainya, meski ada fee namun tidak dapat di publish karena bersifat sangat rahasia.
"Fee-nya itu tidak bisa dibuka karena itu bersifat rahasia, tetapi saya bisa yakinkan bahwa Jakarta tidak membayar lebih dari yang dibayarkan oleh kota-kota lain," terang Alberto Longo.
"Kita paham bahwa Formula E adalah kejuaraan dunia dan ini harganya sangat mahal," tambahnya.
"Jadi pada intinya Formula E ini sangat tertarik untuk datang ke Jakarta dan berinvestasi di Jakarta dan anda seharusnya sangat bangga karena Indonesia bernegosiasi dengan sangat kuat untuk bisa menyelenggarakan kejuaraan ini," tutur Alberto.
Menurut Alberto Longo diharapkan dapat meningkatkan pariwisata, mendatangkan penggemar otomotif dunia bahkan disaksikan dunia melalui 150 lebih televisi dunia.
"Kita harapkan event ini bisa meningkat banyak pariwisata. Penggemar otomotif dunia hadir di sini dan disiarkan lebih dari 150 televisi dunia dan disaksikan ratusan minimal lebih dari 1,8 miliar seperti yang kemarin di Mandalika," sambungnya.
Alberto Longo mengatakan lima calon venue balap belum diputuskan.
Baca Juga: 5 Film Tayang di Bioskop XXI Ciputra Mall Hari Ini, Ada Venom, dan Yowis Ben 3
Pihaknya masih akan melakukan peninjauan kembali.
"Untuk diputuskan sirkuitnya dimana karena ada banyak sekaki lokasi yang bagus. Terlalu banyak opsi yang baik. Ada lima lokasi yang berbeda beda yang tapi bukan yang terlarang (GBK dan Monas) yang tadi bapak Bambang Soesatyo sebutkan. Jadi kita akan melakukan semacam feasibilities untuk di lima lokasi ini terlebih dahulu," Tambahnya.***
