"Jawa Tengah misalnya," ujar Akmal Marhali, Koordinator Save Our Soccer.
Ada beberapa hal yang menyebabkan penyebaran Covid 19 varian Omicron menjadi sangat masif di sistem bubble Liga 1.
Pertama, kata Akmal Marhali, kendurnya penerapan protokol kesehatan baik 3 T maupun 5 M (Memakai masker, Mencuci tangan, Menjaga jarak, menghindari kerumunan dan Mengurangi mobilitas).
Kedua, sistem bubble to bubble yang diterapkan tidak seketat pada Seri 1 dan Seri 2. Para pemain bebas berwisata, bertemu banyak orang dari kafe, restoran, dan pantai.
Padahal, sejatinya sistem bubble atau gelembung hanya membolehkan para pemain berinteraksi dengan ekosistemnya di hotel, tempat latihan, dan tempat pertandingan.
Ketiga, jadwal pertandingan yang sangat padat dan jam tayang yang larut malam juga ikut memengaruhi penurunan imunitas pemain yang pada akhirnya mudah terpapar.
Baca Juga: Baca Niat Puasa Rajab Sekaligus Qadha Hutang Puasa Ramadan, Tidak Perlu Dua Niat, Lalu yang Mana?
"Ingat, saat gelombang pertama Covid 19 terjadi, salah satu saran yang diberikan para tenaga kesehatan (nakes) adalah jam tidur yang tidak boleh lewat dari jam 22.00 WIB," kata Akmal Marhali.
"Nah, bagaimana mau beristirahat bila jam 00.00 WITA para pemain masih di lapangan. Ini harus dikoreksi PSSI dan LIB untuk disesuaikan," ujar dia.