Benarkah Bumi Berputar Lebih Cepat? Ada Dampak Sangat Buruk untuk Teknologi, Ini Penjelasan Ilmiahnya

7 Agustus 2022, 06:55 WIB
Planet Bumi dikabarkan berputar lebih cepat dari biasanya dan bahkan menyebabkan hari terpendek sepanjang masa di Bumi, apa dampak yang akan terjadi?. /Unsplash/

 

 

 

DEMAK BICARA – Planet Bumi dikabarkan berputar lebih cepat dari biasanya dan bahkan menyebabkan hari terpendek sepanjang masa di Bumi, apa dampak yang akan terjadi?.

Bumi berputar lebih cepat dan baru-baru ini mencatat hari terpendeknya pada 29 Juni 2022 dengan waktu 1,59 milidetik lebih pendek dari hari rata-rata, apakah ada dampak buruk yang akan terjadi untuk umat manusia?.

Dikutip dari CBS News, Leonid Zotov peneliti dari Universitas Negeri Lomonosov Moscow menjelaskan bahwa Bumi berputar lebih cepat sejak 2016 dan berputar paling cepat di tahun 2022, dengan dampak tertentu.

Berdasarkan perhitungan, lama waktu satu hari yang normal adalah 24 jam atau 86.400 detik.

 

Namun, dalam beberapa tahun terakhir, rotasi Bumi menjadi lebih cepat sehingga mengurangi beberapa milidetik dari durasi waktu dalam sehari.

Berkurangnya waktu 1,59 milidetik pada 29 Juni 2022 akibat Bumi berputar lebih cepat bdengan dampak hari itu menjadi hari terpendek.

Di mana terjadi dalam lebih dari setengah abad atau sejak ilmuwan melacak hubungan kecepatan rotasi Bumi dengan waktu pada 1960-an.

Sesungguhnya, Bumi dulu sempat berputar lebih lambat dan butuh waktu beberapa milidetik lebih lama untuk menyelesaikan satu hari.

 

Namun, dalam beberapa tahun terakhir, waktu rotasi ini berubah. Bumi berputar semakin cepat dan punya semakin dikit waktu untuk menyelesaikan rotasi. Ini berarti hari berlangsung semakin pendek.

Pada Desember 2020, dikutip dari space.com, situs web Time and Date melaporkan bahwa tahun itu Bumi mengalami 28 hari terpendek sejak tahun 1960-an.

Tanggal 19 Juli 2020 sempat menjadi hari terpendek dengan rekor waktu rotasi Bumi 1,47 milidetik. Rekor itu akhirnya dipecahkan oleh -1,59 milidetik pada 29 Juni 2022.

Rekor tercepat kedua terjadi pada 26 Juli 2022 dengan -1,50 milidetik.

 

Penyebab Bumi Berputar Lebih Cepat

Para ilmuwan memiliki beberapa gagasan tentang penyebab Bumi berputar lebih cepat sehingga hari menjadi pendek.

Penyebabnya antara lain melibatkan proses di lapisan dalam atau luar planet, lautan, pasang surut, atau bahkan iklim.

Zotov dan timnya memiliki pemikiran lain bahwa fenomena ini dapat dikaitkan dengan gerakan kecil yang tidak teratur di kutub geografis Bumi. Sumbu rotasi Bumi bergeser dengan jumlah yang sangat kecil di permukaannya atas disebut 'goyangan Chandler’.

 

Efek dari Bumi Berputar Lebih Cepat

Para ilmuwan masih belum mendapatkan jawaban pasti bagaimana suatu proses yang terjadi di Bumi mempengaruhi panjang hari.

Tetapi, jika fenomena hari yang lebih pendek berlangsung lama, hal itu memunculkan ide untuk menetapkan "negative leap second” atau detik kabisat negatif.

Artinya, waktu sehari-hari akan sengaja dicepatkan satu detik untuk mengikuti Bumi yang berputar lebih cepat.

Beberapa insinyur menentang hal ini karena dapat menyebabkan masalah berskala besar pada teknologi.

Baca Juga: 25 Link Twibbon Untuk Memperingati Hari Kemerdekaan 17 Agustus 2022, Cocok untuk Profil WA Hingga Instragram

Oleg Obleukhov dan Ahmad Byagowi dua insinyur Meta sekaligus peneliti mendukung upaya industri untuk menghentikan lompatan waktu ini di masa depan.

Mereka menyebut, lompatan negatif ini belum pernah diuji coba dalam skala besar dan mungkin menyebabkan kehancuran dunia.

"Penggunaan detik kabisat negatif adalah praktik yang berisiko yang lebih menimbulkan bahaya daripada keuntungan, dan kami percaya sekarang waktu yang tepat untuk memperkenalkan teknologi baru untuk menggantikannya," tulis mereka lewat blog dikutip oleh CBS News.

Baca Juga: Link Download Resmi Tema dan Logo HUT ke-77 RI 17 Agustus 2022, Langsung Klik dan Unduh di Gawai

Menurut mereka, jika detik kabisat positif menyebabkan lompatan waktu, serta program TI mogok atau bahkan data rusak, detik kabisat negatif akan berdampak lebih buruk.

"Dampak detik kabisat negatif belum pernah diuji dalam skala besar. Hal itu bisa berdampak buruk pada perangkat lunak yang mengandalkan perhitungan waktu atau jadwal," tulis keduanya.

Baca Juga: SEBENTAR LAGI! Berikut Niat Puasa Tasua dan Asyura Pada Bulan Muharram, serta Keutamaannya

Senada dengan itu, Zotov menyebutkan penetapan detik kabisat negatif belum dibutuhkan.

"Saya pikir ada kemungkinan 70 persen kita berada di level minimum dan kita tidak perlu lompatan negatif," jelasnya dikutip dari space.com.***

 

 

 

Editor: Diaz A Abidin

Tags

Terkini

Terpopuler