Apa Perbedaan Solo dan Surakarta? Kota Tuan Rumah ASEAN Para Games 2020

3 Agustus 2022, 07:29 WIB
Apa Perbedaan Solo dan Surakarta? Kota Tuan Rumah ASEAN Para Games 2020 /

DEMAK BICARA - ASEAN Para Games 2020 dilaksanakan di Solo. Apa sih perbedaan Solo dan Surakarta?

Akun Instagram resmi ASEAN Para Games 2020 menuliskan event olahraga terbesar bagi penyandang disabilitas ini dilaksanakan di Solo.

Namun, berdasarkan pengumuman penentuan tuan rumah kompetisi ini, ASEAN Para Games 2020 terlaksana di Surakarta.

Baca Juga: Link Beli Tiket PSM VS Persija Jakarta, Tonton Pembuktian Bomber Eropa Macan Kemayoran di Kandang Makassar

Masyarakat Indonesia juga sering salah mengartikan Solo dan Surakarta atau menggunakannya secara bergantian.

Walau Solo dan Surakarta merujuk ke lokasi yang sama di Jawa Tengah, keduanya memiliki perbedaan.

Berikut penjelasan perbedaan Solo dan Surakarta.

Dikutip dari laman Universitas Sebelas Maret (UNS), Prof. Warto Dekan Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UNS Surakarta menjelaskan bahwa nama awal Kota Surakarta atau Solo adalah Sala.

Nama ini muncul karena kota ini terletak di tepi Sungai Bengawan Solo yang dulunya merupakan desa “perdikan” bernama Desa Sala. Dulu, desa ini dipimpin seorang kiai bernama Ki Gede Sala atau Kiai Sala.

“Kota Solo yang sekarang kita kenal itu kan awalnya dari sebuah perpindahan kerajaan dari Kartosuro ke Surakarta (red: Desa Sala) tahun 1745,” jelas Prof. Warto.

Seiring kedatangan orang Belanda, nama Sala yang menggunakan huruf a berubah jadi o sehingga menjadi Solo.

Desa Sala berubah menjadi pusat kerajaan dengan didirikannya Keraton Surakarta Hadiningrat usai Keraton Kartasura hancur akibat Geger Pecinan atau pemberontakan tahun 1740.

Baca Juga: Manfaat Luar Biasa Retinol selain Atasi Jerawat, Bisa Cegah Efek Penuaan?

Walaupun akhirnya Keraton Kartasura berhasil direbut kembali, Pakubuwana II yang berkuasa menganggap lokasi keraton kehilangan “kesuciannya” dan berinisiatif pindah ke Desa Sala.

“Sala itu sebuah desa yang ditempati untuk Keraton Surakarta Hadiningrat dengan penguasanya Pakubuwana. Apa bedanya Sala dengan Surakarta? Kalau Surakarta adalah nama kerajaan sama dengan Keraton Kartosuro setelah pindah ke Desa Sala,” ujarnya.

Seiring kemerdekaan Indonesia, nama Keraton Surakarta menjadi nama resmi kota administratif yang dipakai dalam urusan resmi, alamat, atau instansi pemerintahan.

Dikutip dari solo.co.id, nama Surakarta berasal dari kata “sura” yang berarti keberanian untuk menghadapi rintangan di masa depan dan “karta” memiliki arti tentram yang juga diambil dari nama keraton pendahulunya “kartasura”.

Di masa kolonial Belanda, Surakarta juga digunakan untuk menyebut wilayah karesidenan yang terdiri dari Kota Praja Surakarta, Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Sukowati (sekarang bernama Kabupaten Sragen), Kabupaten Wonogiri Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Klaten, dan Kabupaten Boyolali.

Di sisi lain, nama Solo atau Sala tetap menjadi penyebutan populer di masyarakat.

Solo lebih populer karena lebih mudah diingat dan diucapkan oleh masyarakat luar Jawa Tengah. Berbeda dari Surakarta yang dianggap nama keraton.

Nama Solo semakin populer berkat karya-karya seni yang mencantumkannya, seperti lagu Bengawan Solo ciptaan Gesang dan Stasiun Balapan karya Didi Kempot.

Penamaan Surakarta juga dianggap terlalu pro-kolonial sehingga rakyat kurang simpatik. Solo lebih dianggap mencerminkan budaya lokal.

Solo dan Surakarta memiliki sejarah yang berbeda walaupun merujuk pada daerah yang sama.

Dalam penggunaannya sehari-hari, Surakarta juga lebih terkesan formal daripada Solo.***

Editor: Kusuma Nur

Tags

Terkini

Terpopuler