Ganjar ; Bupati dan Wali Kota Wajib Awasi Keramaian Pasar

- 23 Juni 2021, 15:00 WIB
/Dok Humas Prov Jateng

DEMAK BICARA-Ganjar Pranowo, Gubernur Jateng meminta Bupati dan Walikota mengawasi pasar. Baik itu pasar modern atau tradisional.

Pernyataan iu tersemat saat mengecek penanganan Covid-19 di Kabupaten Semarang, Selasa 21 Juni 2021 lalu.

Gubernur Jateng dua periode ini menyampaikan pada seluruh Bupati dan Wali Kota untuk memantau secara khusus tempat-tempat keramaian seperti pasar, swalayan dan restoran.

Baca Juga: Wajib Mencuci Pataka Menyambut HUT Bhayangkara

Seringkali terjadi kerumunan dan pelanggaran protokol kesehatan di tempat-tempat tersebut. Sebab, Kabupaten Semarang menjadi salah satu daerah zona merah di Jawa Tengah.

"Tolong pasar didampingi, diatur dengan baik. Kafe-kafe, restoran dan tempat-tempat makan saya minta dicek. Jangan ada orang makan berhadap-hadapan, harus nyamping dan berjarak," kata Ganjar.

Kalau menemukan adanya pelanggaran prokes di tempat-tempat keramaian, maka petugas harus mengambil tindakan tegas. Lanjut Ganjar, Satpol PP, Bupati/Wali Kota dan Disperindag didampingi TNI/Polri harus terus keliling melakukan operasi.

Baca Juga: Ganjar Apresiasi Pemkab Pekalongan Menangani Covid-19.

"Kalau tidak mau, tutup. Atau kalau tidak bisa take away. Sebenarnya take away itu yang paling bagus," terangnya.

Saat bersepeda, Senin (21/6) contoh beberapa daerah sudah bagus dalam pengetatan ini. Lanjut Gubernur Jawa Tengah.

Ia mengapresiasi salah seorang pengelola restoran yang berani menolak saat pesan makanan.

Baca Juga: Droplet Penyebab Demak Masuk Zona Merah

"Saya kemarin sepedaan di Kota Semarang, pengen makan ayam tulang lunak. Sepertinya enak, cocok. Jadi saya minggir," jelasnya.

Tempatnya sepi, jadi saya pengen makan di situ. Ternyata pengelolanya bilang, mohon maaf pak Ganjar, mboten saget (tidak bisa), kalau kerso (kalau mau) take away saja. Ini bagus, saya apresiasi," lanjut Ganjat.

Hindari yang tidak penting.

Dalam kunjungannya itu, Ganjar juga meminta dan menganjurkan masyarakat mengurangi aktivitas di luar rumah. Maksimalkan semua pekerjaan dapat dikerjakan di rumah. Kalau tidak penting,  masyarakat diminta untuk tetap di rumah.

Baca Juga: Ganjar : Tegur Siapapun Yang Menyepelekan Covid-19 Termasuk Saya.

"Karena mobilitas ini yang sering menimbulkan kerumunan. Saya sudah cek ke pasien Covid yang diisolasi di rumah dinas Wali Kota," sahut Ganjar.

"Saya tanya kira-kira ketularan di mana, ada yang bilang habis lamaran Pak, habis ziarah Pak, piknik Pak. Nah, tempat-tempat seperti itu yang mungkin menjadi awal penularannya," katanya.

Masih dalam kunjungan di Kabupaten Semarang itu, Ganjar langsung turun tangan mengecek sejumlah tempat keramaian. Di antaranya vaksinasi di GOR Wujil, program Jogo Tonggo di Desa Tegalsari Kecamatan Bergas.

Baca Juga: Demak Masuk Zona Merah, Dandim Demak Letkol Ufiz Mengajak Warga Marathon

Sebelum mengakhiri kunjungannya, Ganjar juga menyempatkan diri menengok warga Kabupaten Semarang yang menjalani isolasi terpusat di Rusunawa Pringapus.

Penemuan adanya klaster Covid-19 berawal dari acara pernikahan. Di acara itu, 10 warga terkonfirmasi positif Covid-19. Pantau Ganjar saat mengecek program Jogo Tonggo di Deaa Tegalsari.

"Sekarang ketat saja, dibatasi acara-acara seperti itu. Boleh nikahan, tapi yang datang dibatasi, dan resepsinya nanti saja," kata Ganjar.

Baca Juga: Polres Jepara Melakukan Penyemprotan Disinfektan di Desa Bangsri dan Rumah Isolasi Mandiri

Halaman:

Editor: Dzawata Afnan

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah