Solo lebih populer karena lebih mudah diingat dan diucapkan oleh masyarakat luar Jawa Tengah. Berbeda dari Surakarta yang dianggap nama keraton.
Nama Solo semakin populer berkat karya-karya seni yang mencantumkannya, seperti lagu Bengawan Solo ciptaan Gesang dan Stasiun Balapan karya Didi Kempot.
Penamaan Surakarta juga dianggap terlalu pro-kolonial sehingga rakyat kurang simpatik. Solo lebih dianggap mencerminkan budaya lokal.
Solo dan Surakarta memiliki sejarah yang berbeda walaupun merujuk pada daerah yang sama.
Dalam penggunaannya sehari-hari, Surakarta juga lebih terkesan formal daripada Solo.***