Ngaku Karbon Netral, Ahli Beberkan Piala Dunia 2022 Justru Ancam Lingkungan

7 Desember 2022, 19:55 WIB
Ngaku Karbon Netral, Ahli Beberkan Piala Dunia 2022 Justru Ancam Lingkungan /Youtube Starting Eleven/

DEMAK BICARA – Ahli menunjukkan pelaksanaan Piala Dunia 2022 Qatar tidak seramah lingkungan yang dinyatakan FIFA.

Sebelum Piala Dunia 2022 berlangsung, FIFA mengklaim turnamen ini dibuat total ‘carbon neutral’ atau karbon netral.

Artinya, emisi karbon yang diproduksi dari Piala Dunia 2022 akan terserap kembali sehingga tidak menimbulkan efek rumah kaca yang mengancam atmosfer Bumi.

Sayangnya, para peneliti meragukan bahkan mengecam klaim tersebut.

Baca Juga: Tidak Ikut Bertanding, Bendera Palestina Justru Berkibar di Ajang Piala Dunia 2022 Qatar

Carbon Market Watch organisasi nirlaba lingkungan mengecam pernyataan karbon netral dari FIFA karena dilakukan saat Piala Dunia 2022 belum mulai.

Organisasi itu menyebut FIFA melakukan praktik ‘greenwashing’.

Greenwashing adalah strategi pemasaran dan komunikasi suatu perusahaan yang hanya menunjukkan citra ramah lingkungan tanpa benar-benar melakukan upaya pelestarian.

Laporannya Carbon Market Watch menemukan bahwa ketika FIFA membuat tabulasi jejak karbon untuk membangun tujuh dari delapan stadion yang beroperasi selama Piala Dunia 2022.

Baca Juga: Pelaku Bom Bunuh Diri di Polsek Astana Anyar Bandung Tewas di Lokasi, 3 Aparat Polisi Terluka, 1 Aparat Tewas

Salah satu stadion di Qatar, Stadion 974, yang dapat dibongkar-pasang juga menghasilkan emisi karbon tinggi.

Sementara itu, Qatar berencana tetap menggunakan ketujuh stadion pasca Piala Dunia 2022.

Namun, tindakan ini diduga akan menyebarkan jejak emisi karbon selama bertahun-tahun.

Selain emisi karbon dari stadion, langit Qatar yang diisi 1.300 penerbangan setiap hari merupakan sumber emisi lain.

Rumput untuk lapangan Piala Dunia 2022 juga diterbangkan dari Amerika Utara.

Penjaga lapangan yang merawat delapan stadion resmi Piala Dunia 2022 serta 136 lapangan latihan juga butuh 10.000 liter air di musim dingin dan 50.000 liter di musim panas untuk setiap lapangan setiap hari.

Hal di atas jelas tidak menunjukkan upaya yang ramah lingkungan.

Sementara itu, para ahli meragukan tindakan penggantian kerugian karbon dari FIFA atau pemerintah Qatar.

Penyelenggara Piala Dunia 2022 Qatar mendirikan badan penyeimbangan karbon yang disebut Dewan Karbon Global (Global Carbon Council).

Badan ini mengesahkan tiga proyek, yaitu pembangkit listrik tenaga air serta serangkaian turbin di ladang angin Turki dan Serbia.

Tetapi Gilles Dufrasne anggota tim kebijakan dari Carbon Market Watch mengatakan kepada Le Monde, “Ini adalah proyek energi terbarukan yang umumnya dikecualikan dari sistem pasar karbon. Melakukan ini tidak memiliki efek menguntungkan pada iklim.”

Sponsor FIFA pada Piala Dunia 2022 Qatar juga disebut melakukan greenwashing.

QatarEnergy, salah satu pemasok gas alam cair terbesar di dunia, merupakan sponsor resmi FIFA.

Menurut laporan Dewan Pertahanan Sumber Daya Alam (Natural Resources Defense Council), gas alam cair bukanlah pengganti bahan bakar fosil.

Gas alam cair hanyalah bahan bakar transisi ke energi terbarukan.

Sayangnya, banyak orang memilih gas itu daripada langsung ganti ke bahan bakar yang lebih ramah lingkungan, seperti angin atau matahari.

Turnamen olahraga memang termasuk acara yang sulit menerapkan prinsip ramah lingkungan.

Piala Dunia sepak bola dan olimpiade antara 1964 dan 2018 bertanggung jawab atas pemanasan global.

Walaupun FIFA dan Komite Olimpiade Internasional terus mengklaim acaranya ramah lingkungan, tindakan yang dilakukan cenderung greenwashing.***

 

Editor: Maya Atika

Tags

Terkini

Terpopuler