DEMAK BICARA – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memiliki seribu cara untuk membebaskan rakyatnya yang ditahan di negara lain. Kali ini, Netanyahu menggunakan iming-iming vaksin Covid-19 sebagai alat tukar diplomatik.
Militer Suriah dilaporkan menahan seorang wanita Israel atas kejahatan tertentu. Berbagai cara dilakukan untuk membebaskannya. Namun, langkah itu berhasil melalui kesepakatan rahasia antara Israel, Suriah dan juga melibatkan Rusia.
Presiden Suriah Bashar al-Assad dilaporkan sepakat untuk membebaskan wanita Israel itu untuk ditukar dengan vaksin Covid-19 buatan Rusia. Tidak diketahui berapa jumlah dosis yang ditukarkan.
Baca Juga: Wujud Nyata Pangdam IX Udayana dan Shopee Indonesia Sediakan Air Bersih untuk NTT
Baca Juga: Nuklir Israel Diperluas, Menlu Iran Menyindir Begini: Prihatin?
Israel dilaporkan membayar Rusia $USD 1,2 juta atau sekitar Rp16,8 miliar dengan kurs Rp14 ribu. Dana itu sebagai pembayaran vaksin Sputnik V ke Suriah. Tidak diketahui nilai itu setara berapa dosis.
Kabar ini dibantah Netanyahu. Pada Sabtu, 20 Februari 2021, Netanyahu menegaskan "tidak ada satupun dosis vaksin Israel yag diberikan (kepada Suriah)". Namun, Netanyahu tidak menyinggung soal pembelian vaksin dari Rusia untuk diberikan kepada Suriah.
Sebelumnya, Netanyahu mengatakan wanita Israel yang ditahan itu dibebaskan dengan pertukaran dua tahanan Suriah. Namun laporan yang lain menjelaskan yang sebaliknya.