Alakbarov mengatakan kantornya akan berkonsultasi dengan LSM dan badan-badan PBB serta berusaha bertemu dengan otoritas Taliban untuk mendapatkan penjelasan.
“Kami akan meminta mereka menghapus semua hambatan untuk partisipasi perempuan dalam aksi kemanusiaan,” kata Alakbarov kepada Al Jazeera.
LSM lain juga menangguhkan pekerjaan mereka dan menuntut agar laki-laki dan perempuan dapat melanjutkan bantuan penyelamat hidup secara setara di Afghanistan.
Sementara itu, sejumlah pejabat di Amerika Serikat dan Uni Eropa mengecam tegas larangan perempuan Afghanistan bekerja.
Perintah ini dikeluarkan beberapa hari setelah Taliban memerintahkan universitas-universitas untuk melarang perempuan belajar.
Taliban memulangkan para siswi perempuan dan mereka dilarang kuliah.
Dua peraturan ini memicu kecaman global dan menyulut protes dari banyak perempuan di kota-kota besar Afghanistan.***