DEMAK BICARA - Ketahui khasiat surat Al Ahqaf, merupakan surat terakhir di dalam Al Qur'an yang termasuk ke dalam kelompok Hā Mīm.
Surat Al Ahqaf merupakan surat dengan urutan ke-46 di dalam Al Qur'an.
Surat Al Ahqaf juga termasuk ke dalam golongan surat pendek karena hanya memiliki ayat berjumlah 35 saja.
Dinamakan Al Ahqaf karena terdapat kata-kata Al Ahqaf yang memiliki arti Bukit pasir.
Baca Juga: Khasiat Surat Al Jasiyah, Pengingat Agar Tidak Bersikap Smbong Hingga Mendatangkan Rezeki
Surat Al-Ahqaf mengandung berbagai ajaran di dalam kehidupan. Salah satu di antaranya adalah ajaran untuk patuh terhadap kedua orang tua dan berbagai larangan untuk tidak menyakiti mereka.
Dengan membaca surat Al-Ahqaf setiap hari maka kita akan mendapatkan pahala yang begitu besar.
Bahkan disebutkan juga di dalam sebuah hadist jika pahala bagi orang yang membaca surat Al-Ahqaf secara wirid (rutin setiap hari) maka akan diberi pahala sebanyak isi dunia.
Selain itu, membaca surat Al-Ahqaf juga dapat melindungi kita dari godaan syaitan maupun jin yang selalu menggoda manusia.
Baca Juga: Ustadz Hanan Attaki Ungkap Jalan Jin Masuk ke Dalam Hati Manusia, Sepele Namun Berbahaya, Hati-Hati!
Tak hanya itu saja, pastinya dengan membaca surat Al-Ahqaf kita juga dapat memupuk keimanan dan juga meningkatkan rasa hormat kepada kedua orang tua.
Kandungan Surat Al-Ahqaf
Surah Al-Ahqaf diturunkan di kota mekah sama seperti kelompok surat Hā Mīm lainnya. Surat Al-Ahqaf mengandung berbagai macam pokok bahasan.
Di antaranya adalah pernyataan bawa Al-Qur'an diturunkan oleh Allah S.W.T yang Maha perkasa dan yang Maha Bijaksana.
Hanya Allah S.W.T satu-satunya Tuhan yang dapat memerintah dan menuntun kita semua ke jalan yang benar. Allah S.W.T memiliki sifat Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana maka dari itu Allah S.W.T dapat memaksakan hukum-hukum serta perintah bagi semua makhluk ciptaan-Nya. Kemusrikan juga tidak dibenarkan di dalam ajaran kitab suci mana pun.
Surah Al-Ahqaf juga menyatakan jika kemunculan Rasulullah S.A.W dalam berdakwah bukanlah hal yang baru.
Melainkan hal yang wajar karena pada masa-masa sebelumnya telah muncul utusan-utusan Allah S.W.T lainnya yang mengajarkan arti tauhid dan kewajiban mereka terhadap sesama makhluk.***