Jadi Narasumber Pelatihan Motivator Muda Moderasi Beragama, LHS: Islam Mengajarkan Kemaslahatan

- 25 November 2021, 19:00 WIB
K.H. Lukman Hakim Saifuddin (LHS) menjadi narasumber Pelatihan Motivator Muda Moderasi Beragama
K.H. Lukman Hakim Saifuddin (LHS) menjadi narasumber Pelatihan Motivator Muda Moderasi Beragama /Aris Adi Leksono/

DEMAK BICARA - Menjadi narasumber Pelatihan Motivator Muda Moderasi Beragama, K.H. Lukman Hakim Saifuddin (LHS) Menteri Agama Republik Indonesia periode 2014-2019 menyatakan Islam mengajarkan kemaslahatan.

Pelatihan Motivator Muda Moderasi Beragama ini diselenggarakan oleh Kementerian Agama Republik Indonesia melalui Direktorat Kurikulum Sarana Kelembagaan dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah Direktorat Jenderal Pendidikan Islam dan menghadirkan K.H. Lukman Hakim Saifuddin (LHS) sebagai salah satu pembicaranya.

Pada Pelatihan Motivator Muda Moderasi Beragama itu juga K.H. Lukman Hakim Saifuddin (LHS) menjelaskan, Indonesia ini rumah besar umat beragama. Untuk menata dan menjaganya, maka dibutuhkan kesadaran kemaslahatan publik.

Baca Juga: Gunakan Perda No. 11 tahun 2018, Sekretaris DPC IKADIN dan Ketua LBH GP ANSOR Sepakat Desak Penutupan Karaoke

K.H. Lukman Hakim Saifuddin (LHS) menambahkan, ajaran Islam yang penuh kasih sayang berarti mengajarkan pengamalan agama yang damai dan menjaga harmoni umat beragama.

 

Moderasi Beragama merupakan upaya untuk menyikapi paham dan cara keberagamaan yang ekstrem.

Dalam konteks masyarakat muslim yang mayoritas, muncul pertanyaan apakah moderasi beragama diperlukan? Terhadap hal ini, LHS merespons bahwa jika cara pandangnya sudah terbuka dan tidak saling menutup diri, maka tidak dibutuhkan moderasi beragama.

Baca Juga: Banser DKI Jakarta Bagikan Lontong Sayur Gratis Kepada Warga yang Terdampak Secara Ekonomi Akibat Pandemi

“Yang perlu kita cermati adalah adanya masyarakat muslim yang bersikap eksklusif atau bertindak kekerasan karena beda paham keagamaan. Jika sudah berlebihan seperti ini, maka moderasi beragama sangat penting dan dibutuhkan,” ucap LHS.

LHS berpesan, menyikapi orang yang bersikap ekstrem, maka kita tidak bisa menanggapinya dengan keras dan bersikap ekstrem juga.

“Menghadapi kondisi yang demikian, tugas kita bersama untuk mengajak mereka kembali ke tengah dan mengambil jalan tengah dalam beragama. Tidak terlalu ke kanan atau ke kiri,” kata LHS.

Baca Juga: Viral! Kisah Driver Ojol yang Juga Anggota Banser ini Gratiskan Biaya Antar Kebutuhan Warga Isoman

“Agama juga tidak mengajarkan kita bersikap merusak. Moderasi beragama mengajak kita agar tidak tercerabut dari ajaran Islam yang moderat,” ucap LHS.

Dunia mengenal Indonesia sebagai bangsa yang relijius. Apapun agama masyarakat Indonesia, sikap relijius dan ritual keagamaan sangat lekat.

“Di Indonesia, orang masih dalam kandungan, lahir hingga meninggal ada ritual kegamaan. Bahkan kegiatan publik selalu ada doanya. Bahkan doanya terkadang lintas agama. Hal ini tidak banyak dimiliki bangsa lain di dunia,” kata LHS.

Baca Juga: Habib Ali bin Abdurrahman Alhabsyi Kwitang Ulama yang diusulkan PWNU DKI Jakarta Menjadi Pahlawan Kemerdekaan

“Inilah Indonesia. Moderasi beragama lahir untuk menyikapi saudara kita yang memiliki cara pandang bahwa Indonesia harus sekuler atau berdasarkan agama tertentu,” kata LHS,

Di akhir acara, LHS mengapresiasi adanya Duta Harmoni, yang menurut pandangannya wajib ikut serta menyebarluaskan Moderasi Beragama di Lingkungan masing-masing.

“Anak-anak Duta Harmoni wajib ikut serta menyebarluaskan moderasi beragama di lingkungan masing-masing,” ujar LHS.

Baca Juga: Gelar Pelatihan Guru, Aris Adi Leksono: Madrasah Siap Hadapi Indonesia Emas 2045

Sekedar informasi, Pelatihan Mentoring/Motivator Muda Moderasi Beragama Tahun 2021 tersebut diselenggarakan di Bogor pada 24-27 November 2021 di Bogor. ***

Editor: Abdurrahman Mahmud


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah