DEMAK BICARA - Sosok penyerang asing Persib Bandung David da Silva marah besar, berkomentar satire tak mau dibandingkan dengan hewan, dan bicara soal protokol kesehatan Covid 19 di Liga 1.
David da Silva, penyerang asing Persib Bandung itu merasa sebagai pemain sepak bola Liga 1 yang juga manusia berhak untuk menjalani hidup, dan bukan sebagai tahanan.
Bahkan, David da Silva yang baru bergabung dengan Persib Bandung pada putaran kedua Liga 1 2021/2022 itu protes bila harus berdiam diri saja di dalam kamar saat Liga 1 berjalan di Bali ini.
David da Silva, yang baru saja mencetak gol untuk Persib Bandung di Liga 1 itu juga bertanya, mengapa tidak boleh makan di restoran bersama keluarga?.
Hal itu diungkapkan David da Silva dalam unggahan Insta Story akun Instagram pribadinya @davidasilva14, Ahad atau Minggu 13 Februari 2022 malam.
"Apakah anda pikir kami adalah An**** yang dikurung dan bahkan tidak bisa makan di restoran yang dipesan bersama keluarga anda?" tulis David da Silva, mantan penyerang Persebaya Surabaya itu.
"Menjadi lebih manusiawi dan berhenti berbicara omong kosong. Protokol diikuti dan saya akan melanjutkan kehidupan normal saya. Menjadi seorang manusia. Saya pemain sepak bola bukan seorang tahanan," tulis David da Silva pemain asal Brasil tersebut melanjutkan.
Dalam beberapa unggahan terakhirnya, David da Silva memang tampak sedang bepergian di sela-sela Liga 1 bersama sang istri.
Dia tampak sedang makan bersama sang istri di sebuah restoran.
David da Silva juga mengajak sang istri untuk terbang menggunakan helikopter, tampak dalam beberapa unggahannya di Instagram.
Di sisi lain, Liga 1 memang sedang disorot banyak pihak terutama pengamat sepak bola dan pecinta sepak bola tanah air.
Hal itu lantaran banyaknya kesebelasan yang dihantam badai Covid 19.
Sistem bubble disebut tidak dijalankan dengan baik oleh operator Liga 1 yakni PT Liga Indonesia Baru.
Koordinator Save Our Soccer (SOS) Akmal Marhali dalam beberapa waktu lalu menyampaikan, badai Covid 19 juga harusnya menjadi perhatian khusus.
Di tengah kondisi itu, tim seharusnya tidak dipaksa bermain karena hanya bermodal atlet seadanya.
"Sistem Buble tidak jalan. Banyak pemain akhirnya harus terkena Covid 19," kata Akmal Marhali.
Pihaknya juga menyoroti alasan Liga 1 tetap dilanjutkan dengan tim yang sedang dihantam badai Covid 19, yang memainkan seadanya pemain.
Di sisi lain, PT LIB dan PSSI menyatakan mengikuti regulasi yang ada, dan syarat-syarat pertandingan bisa dijalankan.
Parahnya, banyaknya pemain di Liga 1 yang terkena Covid 19, juga berdampak pada atlet tim nasional (Timnas).
Bahkan skuad Garuda Timnas Indonesia batal melakoni Piala AFF U 23 2022 di Kamboja.***