"Masih ada 180 orang yang masih dalam perawatan. Dari 40 ribu penonton, tidak semua anarkis. Hanya sebagian, sekitar 3.000 penonton turun ke lapangan," tambahnya.
Baca Juga: Lumayan! Harga Pertamax Resmi Turun Rp600 Tapi Dex dan Dexlite Malah Naik Per 1 Oktober 2022
Sebetulnya pertandingan Arema FC melawan Persebaya Surabaya berjalan dengan lancar.
Namun, pasca pertandingan berakhir dan Arema kalah sejumlah suporter turun ke lapangan dan mengakibatkan kericuhan.
Akibatnya polisi menembakkan gas air mata guna membubarkan suporter Aremania yang ricuh tersebut.
Penembakan gas air mata tersebut mengakibatkan kepanikan penonton di stadion Kanjuruhan.
Baca Juga: Jadwal Babak Final Indonesia International Challenge 2022, Perang Saudara Panaskan Dua Sektor
"Karena gas air mata itu, mereka pergi keluar ke satu titik, di pintu keluar. Kemudian terjadi penumpukan dan dalam proses penumpukan itu terjadi sesak nafas, kekurangan oksigen," katanya.
M. Sanusi mengatakan pihaknya sedang melakukan proses evakuasi serta mengerahkan seluruh ambulans di kabupaten Malang guna menolong para korban kericuhan di stadion Kanjuruhan kabupaten Malang.
"Kami mengerahkan seluruh ambulans untuk proses evakuasi dari Stadion Kanjuruhan. Untuk yang sehat dan dirawat, biaya semua yang menanggung Kabupaten Malang," kata Sanusi.