Network
DEMAK BICARA – Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) mengeluarkan pernyataan baru dari proses investigasi yang dilakukan terkait tragedi Kanjuruhan.
Hasil sementara dari penyelidikan TGIPF mengungkapkan bahwa Stadion Kanjuruhan tidak layak digunakan untuk menggelar pertandingan dengan risiko tinggi (high-risk match).
Menurut Nugroho Setiawan, anggota TGIPF dan satu-satunya orang Indonesia pemilik FIFA Security Officer, kesimpulan sementara yang didapatkan adalah Stadion Kanjuruhan tidak layak untuk digunakan menggelar pertandingan berisiko tinggi atau high risk match.
Baca Juga: Link Live Streaming Liga Champions 2022-2023 12 Oktober 2022, PSG VS Benfica
Pertandingan berisiko tinggi atau high risk match adalah istilah yang digunakan untuk mengkategorikan laga yang biasa dilakoni dua klub rival, seperti Arema FC dan Persebaya Surabaya, dan memiliki risiko terjadi kerusuhan.
Meski begitu, ia menyatakan, Stadion Kanjuruhan mungkin bisa digunakan untuk laga berisiko menengah atau rendah (medium atau low risk).
Hasil sementara ini diungkap setelah pihak TGIPF menemui banyak pihak aparat keamanan dan meninjau langsung ke Stadion Kanjuruhan.
Mayjen TNI (Purn) Suwarno, Wakil Ketum I Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) dan anggota TGIPF, menambahkan bahwa timnya bertemu dengan semua unsur pengamanan baik dari kepolisian, Brimob, pengendali lapangan, dan personel TNI.
"Kami mendapatkan informasi dari unsur panitia pelaksana di lapangan, unsur dari steward, dari security officer, dan hari ini, tim sempat melihat ke Stadion Kanjuruhan,” ujar Suwarno dalam siaran persnya pada Minggu, 9 Oktober 2022, dikutip dari PMJ News.
