Profil Orang-orang yang Menurut Bocoran Hacker Bjorka Terlibat Kasus Pembunuhan Aktivis HAM Munir

13 September 2022, 18:21 WIB
Profil Orang-orang yang Menurut Bocoran Hacker Bjorka Terlibat Kasus Pembunuhan Aktivis HAM Munir /tangkap layar Twitter Bjorka/

DEMAK BICARA – Simak profil orang-orang yang terlibat kasus pembunuhan Munir aktivis HAM berdasarkan bocoran data dari hacker bernama Bjorka.

Artikel ini akan berisi profil orang-orang diduga terlibat dalam kasus pembunuhan Munir sesuai informasi yang hacker Bjorka bocorkan ke publik.

Berikut penjelasan tentang profil orang-orang yang terlibat dalam kasus pembunuhan Munir berdasarkan bocoran data dari hacker Bjorka.

Baca Juga: Daftar 23 Pemain Timnas Indonesia Siap Hadapi Kualifikasi Piala AFC U-20 2023, Persija Sumbang Paling Banyak

Sebelum akun Twitter Bjorka ditangguhkan, hacker atau peretas yan mengklaim berasal dari Warsawa, Polania, ini membagikan kronologi dan sejumlah orang yang diduga terlibat dalam kasus pembunuhan Munir.

Munir Said Thalib merupakan aktivis hak asasi manusia yang meninggal dalam penerbangan menuju Asmterdam pada 2004.

Dalam tautan yang terhubung ke artikel di Telegraph, Bjorka menuliskan kronologi kejadian pembunuhan Munir dan orang-orang yang terlibat di belakang kejadian itu.

Berikut profil orang-orang yang terlibat dalam peristiwa pembunuhan Munir pada 2004 silam.

  1. Muchdi Purwopranjono

Bjorka menuliskan Muchdi Pr, sapaan akrabnya, tidak menyukai aksi Munir yang mengungkapkan anggota Komando Pasukan Khusus (Kopassus) sebagai dalang penculikan 13 aktivis periode 1997-1998 melalui Tim Operasi Mawar.

Tindakan Munir membuat Muchdi yang waktu itu menjabat sebagai Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus diberhentikan setelah baru 52 hari bekerja.

Baca Juga: 13 September 2022 Memperingati Hari Apa? Ternyata Perayaan Hari Internasional dan Peristiwa Penting Ini

Muchdi lalu ditunjuk menjadi Kepala Deputi V BIN pada 27 Maret 2003 dan merancang skenario pembunuhan Munir.

Muchdi atau Mayjen TNI (Purnawirawan) Muchdi Purwopranjono saat ini menjabat sebagai ketua umum Partai Berkarya yang didirikan Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto.

Muchdi Purwopranjono lahir pada 15 April 1949 di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta dan sekarang berusia 73 tahun.

Karier militer Muchdi terbilang cemerlang karena ia lulus AKABRI pada 1970 dan malang-melintang sebagai komandan atau ketua sejumlah pasukan TNI AD sejak 1971 hingga 1999.

Muchdi juga mengenyam pendidikan di Sesarcab Infateri, Komando, Dikplapa I dan II, dan Seskoad.

Dia melanjutkan pendidikan sipil di Universitas Tarumanegara pada 1985, lalu pendidikan militer di Sesko pada 1987.

Pada 1998, Muchdi menjabat sebagai Danjen Kopassus menggantikan Letjen TNI Prabowo Subianto yang dihentikan akibat dugaan kudeta Presiden BJ Habibie.

Namun, Muchdi terlibat kasus penculikan 13 mahasiswa aktivis di era 1997 hingga 1998 dan diberhentikan dari jabatan tersebut.

Ia dimutasi ke Perwira Tinggi (Pati) Mabes TNI pada 1999 hingga 2001.

Di era pemerintahan Megawati, Muchdi diangkat menjadi Deputi V BIN mendampingi A.M Hendropriyono dan menjabat selama 4 tahun dari 2001 hingga 2005.

Setelah purna tugas, Muchdi bersama Prabowo Subianto mendirikan Partai Gerindra.

Muchdi sempat diperiksa sebagai tersangka kasus pembunuhan Munir tapi dibebaskan dari tuduhan pada 31 Desember 2008.

Muchdi PR kini menjadi Ketua Umum Partai Berkarya yang gagal maju ke pemerintahan usai kalah suara pada Pemilu 2019 lalu.

  1. Pollycarpus Budihari Priyanto

Pollycarpus merupakan pilot dari pilot PT Garuda Indonesia Airways.

Ia menjadi pelaksana pembunuhan Munir melalui zat arsenik di dalam kopi pemberian Pollycarpus saat pesawat Garuda Boeing 747.400 Penerbangan GA-974 yang Munir tumpangi transit di Bandara Changi Singapura.

Bjorka mengungkapkan, Pollycarpus merupakan jaringan nonorganik BIN dan sengaja diangkat sebagai petugas keamanan penerbangan agar bisa naik pesawat Garuda Indonesia yang ditumpangi Munir.

Hal ini sejalan dengan laporan Tim Pencari Fakta (TPF) dari KontraS yang mengungkapkan keberangkatan Pollycarpus pada 6 September 2004 melalui pesawat GA-947 janggal karena baru diurus 5-6 jam sebelum lepas landas.

KontraS juga menyebutkan Pollycarpus melakukan 41 kali hubungan telepon ke kantor Deputi V BIN yang dipimpin Muchdi.

Markas Besar Kepolisian RI menetapkan Pollycarpus sebagai tersangka pembunuhan Munir pada 18 Maret 2005 dan dijatuhi hukuman penjara selama 14 tahun.

Pollycarpus mendekam di penjara hanya selama 8 tahun dan bebas bersyarat sejak 28 November 2014 berkat pembebasan bersyarat yang diberikan Menteri Hukum dan HAM, Yasonna H. Laoly.

Pada 17 Oktober 2020, Pollycarpus meninggal pukul 14.52 WIB setelah dirawat di RS Pertamina, Jakarta, selama 16 hari.

  1. Indra Setiawan

Indra Setiawan merupakan Direktur Utama PT Garuda Indonesia periode 2002-2005 yang terlibat dalam kasus pembunuhan Munir.

Saat ia menjabat sebagai dirut, Indra Setiawan menyetujui surat rekomendasi agar Pollycarpus ditempatkan di bagian keamanan Garuda sehingga pelaku bisa satu pesawat dengan Munir.

KontraS menyatakan, Indra Setiawan mengeluarkan surat sebagai respons setuju dari permintaan BIN agar Pollycarpus dapat bertugas dalam penerbangan GA 974.

Namun, laporan KontraS menyebutkan bahwa surat dari Indra Setiawan hilang pada 31 Desember 2004 saat kaca mobilnya dipecah orang ketika shalat Jumat.

Padahal, menurut KontraS, surat itu berada di dalam tas yang ada dalam mobil.

Indra Setiawan mendapatkan vonis penjara hanya selama satu tahun karena ikut membantu pembunuhan Munir melalui pemalsuan surat.

Selain itu, Otoritas Penerbangan Eropa sempat memberi sanksi larangan Garuda Indonesia terbang di Eropa.

  1. AM Hendropriyono

Bjorka tidak secara langsung menyebutkan keterlibatan AM Hendropriyono dalam pembunuhan Munir.

Namun, statusnya sebagai Kepala BIN periode 2001-2004 sekaligus atasan Muchdi membuat Hendropriyono tidak luput dari sorotan.

Bjorka menyatakan, kasus pembunuhan Munir tidak mungkin terjadi sendiri tanpa perintah atasan.

Abdullah Mahmud Hendropriyono memulai karier sebagai bagian dari TNI AD.

Hendropriyono menjabat sebagai kepala BIN pertama di Indonesia didampingi Muchdi selaku Deputi V BIN pada 2001-2004

Ia juga pernah menjabat sebagai Menteri Transmigrasi dan Pemukiman Perambah Hutan dalam Kabinet Pembangunan VII dan Kabinet Reformasi Pembangunan dari tahun 1998-1999.

Hendropriyono menjadi Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) dari tanggal 27 Agustus 2016 hingga 13 April 2018.

Selain keempat tokoh di atas, nama Megawati Soekarnoputri ikut disebut Bjorka mengingat saat itu ia berstatus sebagai presiden Indonesia.***

Editor: Kusuma Nur

Tags

Terkini

Terpopuler