Berbekal harapan anaknya tersebut bisa diajari dengan baik menjadi pertimbangan pihak Yayasan menerimanya sebagai santri.
"Harapannya, barangkali anak ini bisa diajari dengan baik, maka Yayasan Aulia Centre tetep menerima anak ini, tapi tidak tahunya malah jadi begini," ujarnya.
Baca Juga: Salah Kaprah Penggunaan Sirih untuk Obat Mimisan, Berikut Cara Pemakaian yang Benar
Akibatnya, Agus Taufiqqurahman pun sering mendapat telepon, WhatsApp ataupun pertanyaan secara langsung dari walisantri maupun masyarakat kaitanya dengan persoalan ini.
"Walisantri ini ratusan dari berbagai daerah dan latar belakang, jadi kaitannya dengan persoalan ini sebenarnya walisantri juga pada mau gerak sendiri mau menyelesaikan sendiri, tapi kami imbau untuk menahan dan bersabar dan menyerahkan ini semua di proses hukum yang berlaku," ujarnya menenangkan.
Lebih lanjut Ketua Yayasan Aulia Centre menyampaikan seorang ayah tersebut atau sebagai pelapor maupun istrinya diketahui mengunggah postingan yang menjelek-jelekan Yayasannya di medsos.
Baca Juga: Tips Hubungan Harmonis dan Langgeng Bersama Pasangan, Perlu Dicoba!
"Saudara pelapor maupun istri pelapor yg mana menyebutkan secara jelas Yayasan Aulia Centre seolah-olah selama ini telah melakukan kekerasan terhadap para santri ini masih menjadi telaah di internal Yayasan kami, karena sampai dengan hari ini masih ada ratusan walisantri yang tidak menerima akan postingan itu karena dianggap provokatif, menyebarkan hoax dan fitnah dimana anak anak mereka mondok dan masih betah mengaji saat ini," kata Agus Taufiqqurahman.
Ia menambahkan, fitnah itu tidak hanya melalui medsos saja melainkan bercerita langsung kepada walisantri lain yang anaknya masih belajar.
"Ternyata fitnah itu juga tidak hanya lewat medsos saja karena pelapor atau istri pelapor juga memfitnah Yayasan kami dengan menceritakan secara langsung kepada beberapa walisantri, bahkan menyuruh beberapa walisantri agar anaknya di cabut dari pondok, ini kan sudah keterlaluan". katanya menyesali.***