Mengenal Selat Muria, Jejak Laut Purba yang Kini Telah Berubah Wujud Dan Dikaitkan Dengan Banjir di Demak

- 22 Maret 2024, 20:05 WIB

DEMAK BICARA - Selat Muria, lautan purba yang kini telah berubah wujud, memiliki peran penting dalam sejarah dan geografi Kabupaten Demak.

Meskipun Selat Muria kini telah hilang, namun jejaknya masih membekas dalam dinamika lingkungan dan kehidupan masyarakat setempat.

Inilah peran dan dampak Selat Muria terhadap wilayah pesisir utara Pulau Jawa.

Selat Muria, sebuah lautan yang memisahkan Pulau Jawa dengan Pulau Madura, memiliki sejarah yang panjang dan kaya akan cerita tentang perjalanan laut purba serta dinamika lingkungan yang mempengaruhi wilayah sekitarnya. Meskipun kini hanya tinggal kenangan, namun Selat Muria pernah menjadi jalur vital bagi perdagangan dan kehidupan masyarakat pesisir.

Baca Juga: Kehebohan Selat Muria akan Muncul Kembali karena Banjir Demak, Apa Kata BRIN?

Dalam kajian antropologi oleh De Graaf dan Pigeaud serta penelitian sejarah oleh Lombard, disebutkan bahwa Selat Muria pada masa lalu memiliki kedalaman yang menciptakan jalur pelayaran penting antara kota-kota pelabuhan seperti Demak, Jepara, Kudus, Pati, Juwana, dan Rembang. Kota-kota ini, yang terletak di sepanjang pesisir utara Selat Muria, memiliki peran strategis dalam perdagangan dan politik pada masa lalu.

Dalam masa kejayaan Kesultanan Demak, Selat Muria menjadi jalur utama bagi perdagangan internasional. Kapal-kapal asing melalui Selat Muria untuk mencapai pelabuhan Tuban, sementara Demak dan Semarang berperan sebagai pusat perdagangan di pesisir utara Pulau Jawa. Namun, seiring berjalannya waktu, Selat Muria mengalami pendangkalan yang berangsur-angsur, mengurangi akses kapal-kapal besar ke wilayah tersebut.

Baca Juga: Selat Muria Muncul Kembali karena Banjir Demak, Benarkah?

Dampak hilangnya Selat Muria tidak hanya terasa dalam sektor perdagangan. Hilangnya jalur strategis ini juga mempengaruhi ekonomi, politik, dan wilayah di sekitarnya.

Kesultanan Demak, yang dahulu berbasis kerajaan maritim, mulai merosot ketika jalur perdagangan utamanya menghilang. Pelabuhan Demak menjadi sepi, sementara Semarang, yang dulunya merupakan kota bawahan Kesultanan Demak, menjadi lebih dominan sebagai pusat perdagangan.

Halaman:

Editor: Maya Atika


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x