Update Tragedi Itaewon: 156 Korban Tewas, Terduga Provokator Mengaku Tidak Salah, dan Polisi Investigasi CCTV

2 November 2022, 19:32 WIB
Update Tragedi Itaewon: 156 Korban Tewas, Terduga Provokator Mengaku Tidak Salah, dan Polisi Investigasi CCTV /instagram/kopi persatuan/

DEMAK BICARA – Simak update informasi dari tragedi Itaewon; total korban, terduga provokator kerusuhan mengaku tidak salah, ancaman pidana atas pencemaran nama baik, dan proses investigasi yang dilakukan polisi.

Jumlah Sementara Korban Tragedi Itaewon

Satu lagi korban dikonfirmasi meninggal dunia akibat perayaan Halloween yang berubah menjadi tragedi di Itaewon pada 29 Oktober silam.

Markas Besar Penanggulangan Bencana dan Pusat Keselamatan Korea Selatan mengkonfirmasi seorang wanita berusia 20 tahun dinyatakan meninggal dunia pada Selasa pagi saat dalam perawatan kondisi serius.

Baca Juga: Dokter dan Pemadam Kebakaran Ungkap Momen Tragis Korban Tragedi Itaewon, RS Penuh hingga Lakukan CPR di Jalan

Kini, diketahui total 156 orang meninggal dunia akibat tragedi Itaewon.

Dari korban yang tewas, 101 adalah perempuan.

Korban berusia 20-an berjumlah 104 sedangkan 31 korban berusia 30-an.

Selain itu, sebanyak 29 korban masih berada dalam kondisi serius sementara 122 orang lainnya mengalami luka ringan.

Agensi Yoo Ah In Buka Suara Atas Rumor Keberadaan Sang Aktor Picu Kerumunan di Itaewon

Baca Juga: Polisi Korsel Investigasi Dugaan Provokator Kerusuhan di Itaewon, Warganet: Cari Pria Bertelinga Kelinci!

Pasca kejadian, muncul rumor yang menyebut Yoo Ah In berada di Itaewon di malam itu sehingga membuat pengunjung berkerumun dan rusuh untuk melihatnya.

Hal ini dibantah oleh UAA agensi aktor Yoo Ah In.

Agensi menyatakan, Yoo Ah In yang tinggal di daerah Itaewon dan sering mengunjungi pusat hiburan itu tidak berada di Korea Selatan di hari kejadian.

“Pada 29 Oktober, Yoo Ah In meninggalkan negara ini dengan penerbangan internasional. Dia sama sekali tidak ada hubungannya dengan lonjakan penonton Itaewon,” ujar agensi.

Sementara itu, polisi menyerukan agar masyarakat tidak menyebarkan rumor tidak benar terkait tragedi Itaewon.

Orang yang menyebarkan gosip akan diperiksa atas tuntutan pencemaran nama baik.

Pihak polisi mulai menyelidiki enam kasus pencemaran nama baik dari tragedi Itaewon dan memerintahkan 63 unggahan online terkait tragedi ini untuk dihapus.

Pria Bertelinga Kelinci Terduga Provokator Saling Dorong di Itaewon Mengaku Tidak Salah

Sebelumnya, muncul dugaan ada sekelompok orang yang memulai aksi saling dorong di tengah kerumunan Itaewon pada malam itu.

Pengunjung di belakang saling dorong sehingga memicu kerusuhan terjadi dan membuat orang-orang yang ada di depan jatuh.

Salah satu orang yang diduga memprovokasi adalah pria yang memakai bando telinga kelinci.

Akirnya, seorang pria yang memakai bando telinga kelinci menolak tuduhan ini melalui akun Instagram-nya.

Walaupun memakai bando telinga kelinci, ia mengaku bukan orang yang memulai kerusuhan dan hanya berjalan di tengah keramaian bersama satu temannya tanpa mendorong orang lain.

Pria ini juga menunjukkan bukti tiket subway yang menunjukkan ia pergi dari Itaewon sebelum peristiwa tragis itu terjadi.

“Saya tidak bersalah. Saya akan pergi ke stasiun Itaewon untuk mengumpulkan bukti, seperti rekaman CCTV, membuktikan bahwa saya tidak mendorong siapa pun,” ujarnya kepada media Chosun Ilbo.

Ia juga mengaku akan melaporkan orang yang menyebarkan informasi salah ini dengan tuntutan pencemaran nama baik.

Investigasi Polisi Terus Berlangsung

Saat ini, polisi sedang mencari kemungkinan penyebab tragedi Itaewon.

Polisi menyelidiki rekaman CCTV dari 52 kamera di daerah tersebut dan berbicara dengan 44 orang yang terluka dalam tragedi ini.

Polisi juga terus mengumpulkan semua rekaman yang terkait dari insiden tersebut, termasuk yang dibagikan di media sosial.

Dalam jumpa pers yang diadakan pada 31 Oktober, seorang perwakilan polisi menyatakan bahwa penyelidikan mereka mengacu pada kesaksian saksi mata dan rekaman kejadian.

“Kami mendasarkan penyelidikan pada kesaksian saksi dan menganalisis rekaman untuk menemukan kebenaran,” ujar seorang perwakilan polisi.***

Editor: Maya Atika

Tags

Terkini

Terpopuler