Setidaknya 98 Warga Filipina Meninggal dan Puluhan Orang Lainnya Masih Hilang Akibat Badai Nalgae

- 1 November 2022, 19:17 WIB
Setidaknya 98 Warga Filipina Meninggal dan Puluhan Orang Lainnya Masih Hilang Akibat Badai Nalgae
Setidaknya 98 Warga Filipina Meninggal dan Puluhan Orang Lainnya Masih Hilang Akibat Badai Nalgae /YouTube.com/

DEMAK BICARA - Badai Tropis Nalgae yang melanda Filipina sejak Jumat, 28 Oktober 2022 menewaskan paling tidak 98 warga sementara puluhan orang lain dilaporkan masih hilang.

Badai Tropis Nalgae yang memiliki kecepatan angin maksimum 95 km per jam dan hembusan hingga 160kph (99,4 mph) membawa banjir bandang dan tanah longsor ke provinsi di selatan Filipina.

Badai Nalgae menyebabkan turun hujan lebat selama sekitar 10 jam di Manila pada hari Sabtu.

Lebih dari 7.000 orang dievakuasi sebelum badai melanda dan 200 penerbangan domestik dan internasional dibatalkan.

Baca Juga: Jembatan Gantung di India Ambruk, Sekitar 141 Korban Tewas dan 9 Orang Diinvestigasi

Namun, Badai Nalgae tetap menewaskan banyak warga di Mindanao, Sultan Kudarat, Cotabato Selatan, dan wilayah Visayas.

Hingga Senin kemarin, AFP melaporkan jumlah korban jiwa akibat Badai Nalgae di Filipina mencapai 98 orang.

Jumlah korban tewas diperkirakan akan meningkat karena masih ada paling tidak 63 orang yang hilang.

Tim penyelamat terus dikerahkan untuk mencari jenazah korban di antara puing-puing yang roboh akibat banjir dan tanah longsor.

Baca Juga: Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Selama Bulan November

“Kami telah mengalihkan operasi dari operasi pencarian dan penyelamatan (korban) ke operasi pengambilan (jenazah) karena peluang bertahan hidup setelah dua hari hampir nol,” jelas Naguib Sinarimbo, kepala pertahanan sipil wilayah Bangsamoro di Mindanao, dikutip dari AFP.

The Guardian melaporkan, 69 orang mengalami luka akibat badai ini.

Sementara itu, lebih dari satu juta orang masih terendam banjir dampak dari badai, termasuk lebih dari 900.000 penduduk yang mengungsi.

Diperkirakan lebih dari 4.100 rumah dan 40.180 hektar padi dan tanaman lain rusak oleh banjir.

Padahal, pejabat setempat mengatakan bahwa Filipina tengah bersiap menghadapi krisis pangan akibat gangguan pasokan global.

Badai Nalgae, yang lima kali melanda wilayah Filipina, menenggelamkan desa, menghancurkan tanaman, dan memutus aliran listrik di banyak wilayah.

Akibat kerusakan infrastruktur, Filipina diperkirakan menelan kerugian sekitar 758 juta peso Filipina atau lebih dari 200 miliar rupiah.

Filipina mengalami rata-rata 20 badai per tahun akibat peningkatan intensitas angin siklon tropis sehingga sering menimbulkan longsor dan banjir.

Pulau Mindanao yang dilanda kerusakan parah akibat Badai Nalgae biasanya jarang terkena badai.

Namun, badai yang melanda Mindanao cenderung lebih parah dari wilayah Filipina lainnya, seperti Pulau Luzon.

Badai Tropis Nalgae sekarang bergerak menuju Laut Cina Selatan.

Badan perkiraan cuaca di Filipina memperkirakan akan ada badai yang berpotensi melanda negara kepulauan ini lagi walaupun Badai Nalgae berlalu.***

Editor: Maya Atika


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x