Kehabisan Bahan Bakar, Rumah Sakit Al-Aqsa di Gaza Mengalami Pemadaman Listrik yang Berisiko Tinggi Bagi Bayi

- 14 Januari 2024, 08:07 WIB
Ilustrasi - pemadaman listrik total di Rumah Sakit Martir Al-Aqsa di Gaza tengah membahayakan nyawa pasien, dimana yang paling berisiko adalah bayi prematur dan bayi baru lahir, serta pasien di unit perawatan intensif.
Ilustrasi - pemadaman listrik total di Rumah Sakit Martir Al-Aqsa di Gaza tengah membahayakan nyawa pasien, dimana yang paling berisiko adalah bayi prematur dan bayi baru lahir, serta pasien di unit perawatan intensif. /Karawangpost/Foto/Pexels-Rene Asmussen

DEMAK BICARA - Sabtu, 13 Januari 2024 pemadaman listrik total di Rumah Sakit Martir Al-Aqsa di Gaza tengah yang merupakan salah satu fasilitas medis terakhir yang berfungsi di wilayah kantong tersebut.

Keadaan tersebut telah membahayakan nyawa pasien, dimana yang paling berisiko adalah bayi prematur dan bayi baru lahir, serta pasien di unit perawatan intensif.

Pemadaman listrik total tersebut terjadi karena tidak ada lagi bahan bakar yang tersisa untuk pembangkit listrik ketika militer Israel terus menyerang di daerah terdekat.

Mengutip dari Al Jazeera seorang dokter di rumah sakit tersebut mengungkapkan bahwa mereka mencoba bekerja namun tidak punya listik.

Baca Juga: Amerika dan Inggris Serang Ibukota Yaman sebagai Respons Terhadap Houthi Atas Blokade Angkatan Laut ke Israel

“Kami mencoba bekerja dengan apa yang kami miliki. Tapi kami harus berhenti bekerja sepenuhnya, karena kami tidak punya listrik,” kata seorang dokter tersebut kepada Al Jazeera.

“Ada pemadaman listrik total, jadi bagaimana kami bisa merawat pasien?” tambahnya.

Kantor Media Pemerintah Gaza dalam sebuah pernyataan mengatakan mereka berada pada risiko kematian yang ekstrim.

“Kami menggunakan lampu ponsel untuk menjaga kondisi anak-anak di perawatan intensif, dan perangkat tersebut bekerja dengan daya sekunder, dan jika berhenti, anak-anak akan kehilangan nyawanya,” kata Dr Warda al-Awawdeh.

Seorang dokter berkata, “Yang bisa kami lakukan hanyalah memberikan perawatan primer. Ini sangat berat bagi kami sebagai staf medis”.

Yang paling beresiko dalam keadaan ini adalah bayi prematur dan bayi baru lahir, serta pasien di unit perawatan intensif.

Baca Juga: 9 Warga Tewas dalam Serangan Udara Israel di Rafah, Hingga Saat ini Korban Menyentuh Angka Lebih dari 23.500

Banyak bayi di fasilitas tersebut “menderita malnutrisi, berat badan mereka kurang. Mereka mudah sakit, bahkan meninggal, amit-amit,” kata dokter lainnya. “Kami memiliki tiga bayi di inkubator dan 10 lainnya di ruangan lain.”

Disisi laini ribuan pengungsi telah berlindung di fasilitas Deir el-Balah ketika pemboman Israel terhadap wilayah pesisir terus berlanjut, dan sedikitnya 151 orang tewas pada hari Jumat.

Pada hari Sabtu Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan bahwa setidaknya 23.843 orang telah tewas dan 60.317 luka-luka dalam serangan Israel di Gaza sejak 7 Oktober.***

Editor: Rika Rismayanti

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x