Penonton konser yang terkena Post Concert Depression akan merasa sedih, kangen, menangis, tidak bernafsu makan, serta menganggap hidup sangat membosankan usai konser selesai.
Parahnya, mereka hanya sanggup diam menonton rekaman video atau foto dari konser yang kemarin didatangi.
Kesenangan, energi, harapan, serta motivasi yang sempat timbul jadi menghilang begitu konser berakhir dan mereka kembali ke kehidupan ‘normal’ seperti biasa.
Post Concert Depression bukanlah kondisi gangguan medis, namun fenomena ini dapat dijelaskan secara ilmiah.
Menurut penelitian, otak manusia memiliki tiga zat kimia, berupa serotonin, dopamin, dan oksitosin.
Konser musik membuat otak mengeluarkan dopamin atas perasaan senang seseorang setelah melakukan hal yang diinginkan.
Begitu konser berakhir, tubuh kehilangan dopamin dan berubah menjadi ‘depresi’.
Gejala Post Concert Depression
Gejala PCD bisa berupa: