Petisi Tolak Tuduhan Din Syamsuddin Radikal Telah Ditandatangani 3.946 Orang

- 13 Februari 2021, 22:38 WIB
Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof. Din Syamsudin.
Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof. Din Syamsudin. //ANTARA/Katriana

DEMAK BICARA – Petisi pembelaan terhadap mantan Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin muncul di Change.org.

Petisi ini muncul untuk membela Din Syamsuddin dari tudingan radikal yang dilakukan oleh Gerakan Anti Radikalisme Alumni ITB (GAR ITB).

Petisi ini diberi judul “Pak Din Syamsuddin Tidak Radikal”. Dan saat berita ini ditulis, Sabtu 13 Fberuari pukul 22.30 WIB telah ditandangani oleh 3.946 dari total 5000 responden yang ditargetkan.

David Alka selaku pembuat petisi menulis bahwa tudingan Kelompok Gerakan Anti Radikalisme Alumni ITB (GAR ITB) yang melaporkan Din kepada Komisi Aparat Sipil Negara (KASN) sebagai radikal, anti-Pancasila dan anti-NKRI mengada-ada dan salah alamat.

“Tuduhan itu jelas tidak berdasar dan salah alamat. Saya mengenal dekat Pak Din sebagai seorang yang sangat aktif mendorong moderasi beragama dan kerukunan intern dan antar umat beragama baik di dalam maupun luar negeri,” tulis David Alka.

Baca Juga: Gubernur: Penunjukan Plh Sejumlah Daerah di Jateng Tunggu Arahan Kemendagri
Menurut mahasiswa UIN Jakarta yang juga kader Muhammadiyah ini Din Syamsuddin merupakan tokoh yang menggagas konsep Negara Pancasila sebagai Darul Ahdi WA Syahadah di PP Muhammadiyah sampai akhirnya menjadi keputusan resmi Muktamar Muhammadiyah ke 47 di Makasar.

Bahkan, semasa menjadi utusan khusus Presiden untuk dialog dan kerjasama antar agama dan peradaban, mantan Ketua Umum MUI itu memprakarsai dan menyelenggarakan pertemuan ulama dunia di Bogor.

“Pertemuan tersebut melahirkan Bogor Message yang berisi tentang Wasatiyah Islam, Islam yang moderat. Bogor Message adalah salah satu dokumen dunia yang disejajarkan dengan Amman Message dan Common Word,” lanjutnya.

Selain itu, dia juga menyebutkan bahwa sebagai akademisi dan ASN Din Syamsuddin adalah seorang guru besar politik Islam yang terkemuka.  Di UIN Jakarta dia adalah satu-satunya guru besar Hubungan Internasional.

Halaman:

Editor: Dedi Ermasyah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah